PEKANBARU, GORIAU.COM - Inovasi PT Minamas Plantation memberdayakan masyarakat dan melibatkan perguruan tinggi setempat dinilai cukup mengagumkan ditengah bencana Karhutla yang menimpa lahan di Riau.

PT Minamas Plantation yang mempunyai anak perusahaan Inhil yakni PT Bhumireksa Nusasejati (PT BNS) berani membiayai masyarakat sekitar dan melibatkan Universitas Riau (UR) asalkan kebakaran di sekitar area lahannya tidak terjadi.

Tanggungjawab sosial yang ditunjukkan perusahaan tersebut juga sesuai dengan instruksi Kementrian LHK beberapa hari lalu, yang meminta untuk melibatkan masyarakat dalam pencegahan kebakaran.

Dalam tema "Menghadapi musim kemarau panjang yang sudah berlangsung di Provinsi Riau", PT Minamas kemaren menggelar diskusi panel sekaligus mengukuhkan kerjasama dalam pertemuan yang dilakukan di Universitas Riau, Pekanbaru, Kamis (5/3/2015).

Kemudian, penandatanganan kerjasama dengan UR dilakukan oleh Direktur PT BNS, Karpanasamy Rengasamy dan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian UR, Prof. DR. Almasdi Syahza SE, MP dengan masa kerjasama selama sepuluh bulan.

Presiden Direktur Minamas Plantation, Mohd Ghozali Yahaya mengatakan program ini adalah solusi jangka panjang terhadap penanganan isu bencana asap.

Lanjutnya, wilayah program ini memberdayakan desa sekitar lahan yakni Desa Teluk Bunian, Desa Pelangiran, Desa Penjuru dan Desa Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir.‎

PT BNS dan UR sepakat untuk berkolaborasi dalam melaksanakan pelatihan pemberdayaan berbasis masyarakat dengan pendampingan desa-desa yang berbatasan langsung dan sekitar areal konsesi perusahaan dalam hal memitigasi resiko kebakaran hingga tata kelola perusahaan.

Pelatihan akan melibatkan masyarakat setempat dalam menjalankan pertanian berkelanjutan dengan kebijakan zero burning. UR akan berbagi pengetahuan dan keahlian yang memanfaatkan sumber daya pelatih dan pendidiknya dalam menemukan solusi tuntas bagi masyarakat setempat perihal pengelolaan lahan ramah lingkungan.

Sementara PT BNS akan berbagi pengalaman dalam menjalankan praktek berkelanjutan terbaik dalam pengelolaan pertanian, sebagaimana PT BNS sudah memiliki sertifikat internasional Roundtable Sustainability Palm Oil (RSPO).

Kerjasama ini juga mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulher, mengatakan satu-satunya perusahaan yang berani membiayai masyarakat demi pencegahan kebakaran, "sedangkan perusahaan yang sangat besar dari di Kab Pelalawan tetapi tidak mampu memberikan pembiayaan untuk MPA," ujarnya.

Fokus kerjasama ini adalah penguatan upaya untuk mengurangi faktor manusia sebagai penyebab kebakaran atau sumber api melalui pemberdayaan masyarakat (community empowerment) melalui pendampingan desa-desa yang berbatasan langsung dan sekitar areal konsesi sebagai bagian dari kegiatan community responsibility (CR) perusahaan. ‎

Sasaran program kerjasama ini diantaranya, Desa-desa rawan kebakaran yang berbatasan langsung atau sekitar daerah konsesi perkebunan kelapa sawit PT BNS sebagai program CR perusahaan.

Pemerintah desa, kelompok tani, pendatang dan kelompok-kelompok masyarakat desa serta regu pemadam kebakaran perusahaan dan MPA. ‎Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian UR, Prov. Dr. Almasdi Syahza mengharapkan kerjasama ini nantinya bisa menjadi paduan untuk masyarakat luas dalam pola bertani ramah lingkungan.

"Khusus untuk desa wilayah kajian, hasil akhir nanti akan berdampak positif bagi kelestarian lingkungan dan masyarakat langsung," ungkapnya.

Hadir dalam panel diskusi kali ini, Plt Kadisbun Riau, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat, rektor UR serta sejumlah undangan diskusi panel. (rls)