PEKANBARU- Bencana banjir di Kabupaten Kampar, Kuansing dan Rokan Hulu Provinsi Riau semakin parah. Ribuan warga terpaksa diungsikan untuk menghindari korban jiwa. Sementara, puluhan sekolah, rumah ibadah, infrastruktur jalan dan jembatan rusak parah. Akibatnya, aktifitas warga di tiga kabupaten tersebut lumpuh total.

"Melihat kondisi banjir semakin parah, setelah menggelar rapat koordinasi dengan semua stakeholder terkait, mulai hari ini kita nyatakan darurat bencana banjir di Riau. Surat keputusan rapat ini akan kita kirim ke Plt Gubri untuk ditandatangani dan seterusnya disampaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger kepada GoRiau.com, usai memimpin rakor meningkatkan status siaga darurat bencana banjir di Provinsi Riau di Kantor BPBD Riau, Kamis (11/2/2016).

Pada kesempatan itu, Edwar Sanger juga menggelar telekonference dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD Sumatera Barat untuk melaporkan kondisi terkini yang terjadi di Provinsi Riau, akibat bencana banjir. Rakor dihadiri Kepala BPBD Kampar, Rohul, Kepala BMKG Slamet Riyadi, Kadis Ops Lanud Rusmin Nurjadin Kolonel Ahmad Yani.

"Tentu dengan status darurat ini kita berharap perhatian dari pusat untuk membantu korban banjir di Riau. Rencananya ada bantuan satu unit helikopter, tapi masih dalam proses," ujar Edwar.

Data yang diperoleh, di Kabupaten Kampar puluhan desa yang berada 12 kecamatan terisolir akibat terendam banjir. "Dari 12 kecamatan itu, tercatat 26.614 KK yang jumlahnya mencapai 133.070 jiwa," kata Kepala BPBD Kampar, Santoso.

Sedangkan di Rokan Hulu, 3.272 KK atau sekitar 11.438 jiwa yang berada di 7 kecamatan terkena musibah banjir."Banyak fasilitas umum yang rusak, kita sudah dirikan posko di sejumlah kecamatan yang terkena banjir," kata Kepala BPBD Rohul Aceng Herdiana.

Di Kuansing, banjir juga melanda 11 kecamatan, dimana tercatat sekitar 10.652 KK yang terkena musibah.***