PEKANBARU, GORIAU.COM- Proses Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia telah usai. Pengelompokkan-pengelompokan masyarakat yang diakibatkan beda pilihan tidak boleh terjadi lagi. Sudah saatnya, masyarakat Indonesia bersatu membangun bangsa ini tanpa mempersoalkan hasil Pilpres 9 Juli lalu.



"Apapun hasil dari proses Pilpres 9 Juli lalu yang akan ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) hari ini (22/7/2014), kita harus mendukung," ujar Desi Jamaluddin, pengurus DPW Nasdem Provinsi Riau dalam Forum Diskusi Publik, Senin (21/7/2014) kemaren di Restoran Bintang Lima, Pekanbaru.

Dikatakan Desi, selama proses Pilpres masyarakat Indonesia berkelompok sesuai dengan pilihan masing-masing. Tak jarang, ketegangan antara kedua kubu tak terhindarkan. Panasnya suasana Pilpres bisa dilihat dari setiap pemberitaan media massa, media sosila. "Dari berita-berita, kita lihat ketegangan antara tim sukses," katanya.

"Kalau di media sosial, itu lebih parah lagi. Para pendukung bisa mencaci maki calon yang tak disukai. Ini sudah jatuh ke ranah kampanye hitam," ulas Desi.

Meski demikian, Desi beranggapan hal itu lumrah dalam dunia politik. Ia pun meyakini bahwa ketegangan itu akan 'mencair'. "Biasanya, usai proses ini akan 'mencair' lagi," katanya.

"Untuk itu, sangat perlu dukungan dari media massa agar suasana kondusif dan persatuan kesatuan Indonesia tetap terjaga," ujar Desi dalam diskusi bertajuk 'mendukung hasil Pilpres dan peran media massa'.

Forum diskusi ini dihadiri oleh perwakilan media massa di Pekanbaru dan Hasan Basril, Pemimpin Redaksi GoRiau.com bertindak selaku moderator. Dalam diskusi ini, tanya jawab antara Desi Jamaluddin selaku moderator dan peserta sangat dinamis.

Beberapa pertanyaan mencuat khusus untuk pasangan Jokowi-JK. Sebab, selain pengurus DPW Nasdem Riau, Desi juga merupakan wakil sekretaris pemenangan Jokowi-JK Riau. Salah seorang peserta menanyakan, apakah Jokowi-JK tidak memiliki dendam politik untuk Riau? Sebab, pasangan nomor urut dua tersebut kalah di Riau. Lantas, bagaimana komitmen Jokowi-JK untuk membangun Riau?

Menanggapi hal itu, Desi memastikan tidak ada yang namanya dendam politik. Karena, melihat dari grafik kekalahan di Riau, pasangan Jokowi-JK sangat tipis. Padahal, bila dibandingkan dengan suara partai pengusung kedua Capres, Jokowi-JK sangat sedikit. Hanya berkisar 37 persen.

"Kalau memang ada putra terbaik Riau yang kompeten, saya yang akan mengusulkan beliau untuk menjadi menteri. Ini komitmen Capres Jokowi-JK dan komitmen itu juga ditunjukkan datangnya JK ke Riau saat kampanye lalu," pungkas Desi.(san)