PEKANBARU, GORIAU.COM - Dua Skadron di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau siap dikerahkan, jika situasi di kawasan Pulau Natuna, kian memanas, pasca konflik laut China selatan, dimana pulau terdepan Indonesia itu disebut-sebut masuk ke zona wilayah Negara Tirai Bambu ini.

Komandan Lanud TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Marsma TNI Henri Alfiandi, Selasa (10/11/2015) menegaskan kalau Lanud yang ia pimpin, sudah berstatus Siaga I. "Kita Siaga I, ada dua skadron siap di defloy kemana saja apabila kondisi kian memanas di sana, dengan jarak tempuh udara dua jam," jawab Henri kepada GoRiau.com.

Ia menilai kalau wilayah Laut China Selatan tersebut, merupakan konflik klasik yang terjadi sejak lama. "Kawasan ini sangat strategis, karena jalur laut yang mengangkut berbagai macam hal termasuk salahsatunya minyak melewati kawasan itu (Natuna) termasuk Selat Malaka," ujar dia, usai menghadiri acara tabur bunga, di Taman Makam Pahlawan Pekanbaru, Riau.

Menurutnya, di Laut China Selatan tersebut ada istilah nine dash line yang diklaim, yang berbuntut panjang hingga muncul konflik, bahkan menyeret Negara Indonesia. "Jadi tidak hanya TNI AU yang bersiaga di sana, dua Matra lainnya (TNI AD dan AL,red) juga melakukan hal serupa. Kita (AU) juga terus berpatroli," singkatnya.

Bahkan Komandan Korem 031 Wirabima, Brigjen TNI Nurendi juga membenarkan hal ini. Pihaknya bahkan juga sudah mensiagakan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC). "Kita sudah mempersiapkan, dan mereka masih latihan hingga sekarang, semua siap diturunkan dengan cepat, tidak butuh waktu lama," jawabnya, Selasa (10/11/2015) pagi. ***