PEKANBARU, GORIAU.COM - Puluhan kantin yang ada di Pemko Pekanbaru ternyata tidak memberi pemasukan pada pendapatan asli daerah (PAD). Uangnya menguap tanda ada laporan yang jelas. Padahal kantin-kantin ini sudah berdiri sejak lama dan sama tuanya dengan bangunan tersebut berdiri. Dan hampir semua instansi milik Pemko memiliki kantin dengan skala kecil, menengah dan besar.

''Kantin itu dibangun dengan urang rakyat dan berdiri menjadi bagian dari instansi pemerintah. Biasanya pengelola membayar uang sewa, tapi kenapa tidak ada pemasukan ke PAD. Kalau pun itu dikelola koperasi atau darma wanita, harus ada laporan yang jelas, kalau tidak itu masuk tindak pidana korupsi karena darma wanita umumnya juga dibiaya oleh negara, ini harus diusut karena kalau jumlah puluhan kantin, maka ada ratusan juta pertahun yang hilang,'' ujar Ketua Umum DPN Indenpenden Pembawa Suara Pembrantas Korupsi Kolusi Kriminal-ekonomi (IPSPK3) RI Ir Ganda Mora, Rabu (6/3/2013).

Ia mengatakan, jika tidak ada kejelasan penyampaian dari uang sewa kantin. Berarti, tindakan penggelapan. "Harus jelas kemana uang itu dimasukkan. Kalau tidak berarti ada penggelapan pendapatan yang telah dilakukan pihak instansi pemerintah yang menyediakan kantin. Seharusnya itu bisa dijadikan PAD,'' tegasnya.

Ganda juga mengatakan, ketidakterbukaan pemerintah melalui instansi terkait dalam permasalahan ini sudah berlangsung cukup lama. Hanya saja dalam ini Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru terkesan 'tutup mata', sehingga keuntungan penyewaan atau kontrak kantin dinikmati oknum tertentu.

Oleh karena itu sambungnya, dengan era transparansi (keterbukaan,) ini sudah semestinya itu ditindak segera. Sebab, tindakan seperti ini jelas merugikanya masyarakat. "Ini adalah tindakan penyimpangan atau penggelapan dilakukan oleh pimpinan atau oknum dilingkungan instansi yang menyediakan kantin," katanya.

''Hitung saja sebutnya, jika sebulan itu kantin di salah satu instansi itu sewa seharga Rp500.000 sebulan. Maka, setahun (12 bulan,red) itu uang sewa didapat sebesar Rp6.000.000. Itu untuk kantin kecil, untuk yang lebih besar tentu biayanya juga besar dan itu berlangsung belasan tahun,'' urainya. (rdi)