PEKANBARU, GORIAU.COM - Rokok, tembakau, makanan jadi, dan minuman ternyata ikut andil dalam memicu terjadinya inflasi di Kota Pekanbaru, selama bulan Oktober 2012. Bahkan andil kelompok ini terhadap inflasi mencapai 1,12 persen. Sementara kebutuhan rutin seperti sandang hanya menduduki peran 0,86 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Mawardi Arsyad mengatakan, di bulan Oktober 2012 total inflasi di Kota Pekanbaru sebesar 0,29 persen. Sementara di Kota Dumai justru terjadi deflasi 0,2 persen.

Mawardi mengatakan, laju inflasi tahun kalender 2012 di Kota Pekanbaru mencapai 2,97 persen. Dan inflasi year on year 3,95 persen. Sedangkan di Kota Dumai, laju inflasi tahun kalender 2012 sebesar 2,16 persen dan inflasi year on year 2,89 persen.

Selain, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok sandang, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar juga menyumbang inflasi sebesar 0,12 persen.

Sedangkan terjadinya deflasi di Kota Dumai disebabkan penurunan indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,23 persen.

Mawardi mengungkapkan komoditas menyumbang inflasi Kota Pekanbaru antara lain rokok kretek filter, rokok kretek, emas perhiasan, cabe merah, beras, kue basah, daging sapi, rokok putih, kangkung, batu bata, dan sebagainya.

Sementara komoditas yang mengalami deflasi di Kota Pekanbaru itu antara lain ikan lele, minyak goreng, bawang merah, telur ayam ras, kacang panjang, ikan serai, gula pasir, daun singkong dan sebagainya.

Sedangkan komoditas menyumbang deflasi di Kota Dumai itu antara lain bayam, daging ayam ras, ikan tongkol, ikan serai, kangkung, daging sapi, ikan lele. Sedangkan komoditas yang mengalami inflasi yakni cabe merah, ketupat lontong sayur, ketimun, beras, teh manis, air kemasan, jengkol, celana panjang jeans.

Inflasi Kota Pekanbaru, tambahnya, menduduki peringkat ke 4 dan Dumai peringkat 11 se- Sumatera dari 16 kota yang menghitung IHK.

''Sepuluh kota di Sumatera mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Padang sebesar 0,71 persen dan terendah di Kota Sibolga sebesar 0,04 persen,'' katanya pada wartawan, Kamis (1/11/2012) di aula Kantor BPS Riau.

Dari 66 kota yang menghitung IHK se Indonesia tercatat 37 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,97 persen, sedangkan yang terendah di Kota Kediri sebesar 0,01 persen. Dan deflasi tertinggi di Kota Ambon sebesar 2,44persen.

"Makanya, bila dilihat dari data se- Indonesia, dari inflasi tertinggi itu Kota Pekanbaru dan Kota Dumai ternyata masing-masing berada pada urutan 14 dan 45 se- Indonesia," katanya. (rdi)