PEKANBARU - Ratusan massa dari Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) menggelar unjuk rasa besar-besaran, di depan gerbang Chevron, Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Provinsi Riau, Rabu (2/11/2015). Massa bahkan sempat berusaha mendobrak pagar dan mensweeping karyawan yang keluar-masuk untuk bekerja.

Pantauan GoRiauCom, aksi massa diawali dengan mensweeping di depan gate (gerbang) akses masuk bundaran Chevron, Rumbai Pesisir, sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka memaksa puluhan karyawan untuk memutar arah dan membuat pagar hidup di tengah jalan.

Lantaran massa kian bertambah, pihak pengamanan Chevron dan kepolisian dari Polsek Rumbai Pesisir langsung menutup pintu pagar. Tak ayal, massa yang berang lalu berusaha menggoyang pintu pagar hingga bergetar. Beruntung aksi itu bisa diredam. Namun hanya sebentar saja, dimana massa kembali berusaha mendobrak pagar besar ini.

Pada aksi itu, massa menuntut agar perusahaan yang bekerjasama dengan Chevron tidak semena-mena dalam mem-PHK karyawannya. "Surat kita sudah dua bulan lalu dikirim tapi tidak dibalas, apa harus begini tindakan kita. Kami juga punya hak bekerja untuk mengisi perut," teriak lantang koordinator massa.

Bahkan mereka mengultimatum pihak Chevron, jika tidak menemui mereka, massa bakal melakukan aksi yang lebih besar lagi. "Gerbang ini kecillah bagi kami, bisa kami robohkan. Kami biasa di lapangan. Kalau kalian (Chevron) tidak merespon, maka disetiap Gate akan kami lumpuhkan, kami tutup," ancam massa.

"Kontrak kerja yang diberlakukan sudah menzalimi kami. Kami bukan preman, kami punya hak bekerja di negeri lancang kuning, ada undang-undangnya, bukan di PHK semaunya kalian. Kami bisa anarkis," sambungnya dengan pengeras suara. "Kami kasih waktu satu jam, kalau tidak ada keputusan, kami robohkan," tegas massa lagi.

Hingga berita ini diturunkan, aksi massa masih berlangsung, bahkan jumlah mereka kian bertambah. Menurut informasi, massa ini berasal dari Rumbai Pesisir dan Minas. Aksi massa itu terkait di-PHKnya beberapa orang karyawan, karena ada perpindahan perusahaan, sehingga mereka tidak dipekerjakan lagi. ***