PEKANBARU, GORIAU.COM - Berpulangnya Antonius Sutanto secara mendadak di rumah dinasnya di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau, Senin (24/11/2014) pagi mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, Antonius meninggal sebelum dirinya menerima penghargaan atas pengabdian 25 tahun sebagai pendidik di lingkungan Yayasan Prayoga.

''Rupanya Tuhan berkehendak lain, belum sempat dia menerima penghargaan tersebut, beliau sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Kepergian yang tanpa diberi tanda, baik berupa ada rasa sakit atau hal hal lain. Kami sungguh-sungguh kehilangan sosok yang berdedikasi luar biasa untuk pendidikan, bahkan sudah mengabdi 25 tahun lebih di Yayasan Prayoga yang memiliki berbagai sekolah di riau dan Padang yang antara lain Sekolah Bintang Laut di Bagansiapiapi,'' ujar Siswaja Muljadi, salah seorang alumni Yayasan Bintang Laut kepada GoRiau.com.

Dikatakan, Antonius selama ini menjadi penghubung antara alumni dan orang tua murid, dan selalu berkomunikasi dengan seluruh angkatan yang ada, baik untuk beasiswa SD, SMP dan SMA. ''Kami sangat kehilangan dan kami sangat sedih,'' tambah Siswaja Muljadi yang kini menjadi anggota DPRD Provinsi Riau.

''Pengamalam pribadi saya waktu beberapa tahun lalu bersama beliau melakukan kegiatan donor darah di SMA Bintang Laut juga sangat berkesan, beliau tidak pernah menolak ideIide yang sifatnya membangun humanisme dan kegiatan sosial, dan beliau waktu saya tawarin membuat donor darah langsung merespon, dibanding dengan kepala sekolah lain, buktinya kegiatan perdana donor darah di SMA BL mendapat sambutan dan respon yang luar biasa sehingga terkumpul 40-an kantong darah. Dan sebagai bentuk kepedulian alumni, maka kami YPABL (Tayasan Persaudaraan Alumni Bintang Laut) mengalang dana untuk membantu biaya pemakaman dan ambulance dari bagansiapiapi ke Pekanbaru,'' tutupnya.

Sementara itu, Rudy, salah seorang alumni juga mengungkapkan hal yang sama.

Dikatakan, Antonius adalah salah satu pahlawan tanpa tanda jasa yang sudah mengabdi lebih dari 25 tahun. ''Sebagai salah satu alumni Bintang Laut, saya mengenal beliau sejak saya masih duduk di bangku SMP Bintang Laut hingga saya menyelesaikan jenjang SMA di tahun 1998. Interaksi saya dengan almarhum berlanjut melalui program subsidi uang sekolah untuk membantu adik-adik kelas kami di Bintang Laut yang berasal dari keluarga kurang mampu. Program kami sudah berjalan sekitar 5 tahun,'' ujarnya.

Almarhum adalah sosok yang peduli dengan keberadaan sekolah Bintang Laut, kualitas pendidikan murid dan juga keberlangsungan pendidikan mereka. ''Karena itu, sudah sewajarnya kami berharap jasa beliau dihargai bukan hanya oleh kami sebagai alumni maupun siswa sekarang, tetapi juga oleh masyarakat karena sosoknya dapat dijadikan inspirasi di masyarakat kita,'' jelasnya. ***