PEKANBARU, GORIAU.COM - Isak tangis menyelimuti Taman Makam Bahagia, Kamis (2/7/2015) siang, tempat disemayamkannya prajurit elit almarhum Serda Sugiyanto, yang gugur dalam tragedi jatuhnya pesawat Hercules di Medan, 30 Juni 2015. Putra sulung Sugiyanto yang berusia lima tahun, bahkan memimpin doa terakhir untuk sang ayah.

Duka mendalam menyeruak, ketika iring-ringan jenazah Serda Sugiyanto tiba di pemakaman ini, pukul 10.00 WIB, dimana ratusan personil TNI AU dan pihak keluarga, sudah menunggu. Salvo (tembakan penghormatan) pun turut menghantar prajurit Batalyon Komando Paskhas 462 Pulanggeni tersebut.

"Papa bobok disana ma, trus kapan bisa ketemu lagi," ujar putra sulung almarhum bernama Irvan Raditya, yang sontak membuat keluarga tak bisa membendung tangisnya. Ucapan ini keluar polos saat Irvan secara dekat menyaksikan prosesi pemakaman papa nya tepat ditepi liang kubur.

Usai pelaksanaan apel Persada dan almarhum sudah dikuburkan, pihak keluarga melakukan prosesi tabur bunga. Disini Irvan yang masih berumur lima tahun kembali melontarkan kata-kata polosnya. "Papa ke surga tidur. Ma ayok kita berdoa biar papa tidur enak," kata Irvan penuh haru.

Dengan suara halus dan terputus-putus, si sulung melantunkan doa, dibantu mama nya Rahmi Maulia sambil menahan tangis. Melihat itu, semua keluarga langsung menengadahkan tangin turut mengaminkan doa sang anak.

"Irvan cerita, dia kepengen jadi tentara seperti papa nya. Dia tau papa nya sudah meninggal. Dia juga sempat bertanya kapan bisa bertemu papa lagi. Irvan ini kan masih lima tahun, apa yang diucapkannya tergantung perasaan hati. Yang jelas mama nya sangat tabah memberikan pemahaman," sebut oom Irvan, Agung Anggoro saat diwawancarai GoRiau.com, usai pemakaman.

Almaruhum Serda Sugiyanto, meninggal dalam jabatan terakhirnya sebagai Danru I, Bakpan Tonpan II Kipan A Batalyon Komando 462 Paskhas Pekanbaru. Pria yang dilahirkan di Ngawi 3 November 1977 ini tewas bersama sembilan prajurit lainnya, yang ikut terbang dengan Hercules nomor registrasi A-1310. (had)