JAKARTA, GORIAU.COM - Lima mahasiswa Univesitas Islam Riau mengelar aksi jahit mulut di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Aksi tersebut dilakukan kerena mereka kecewa dengan perkembangan penegakan hukum yang lambat terhadap Bupati Kampar, Jefry Noer,  yang diduga melakukan tindak pidana korupsi. Hingga saat ini, Jefry Noer masih bebas ''berkeliaran''.

"Kita sudah capek ngomong. Percuma saja kita ngomong hasilnya juga enggak ada. Lebih baik kita aksi jahit mulut, diam, jelas kan?" ujar Afrianto, koordinator aksi di KPK, Jakarta, Jumat (31/10).

Mahasiswa yang menamakan 'Gerakan Rakyat Kampar' (GERAK) ini, mengungkapkan beberapa dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan Jefry diantaranya Program Pusat Pelatihan Petanian Pedesaan Swadaya Masyarakat (P4S) Kubang Raya.

Menurut Afrianto, pelaksanaan program tersebut berada di tanah milik Jefry sendiri. Selain itu pengadaan baju koko senilai Rp4 miliar. Baju tersebut dibeli Jefry saat kampanye calon bupati. Padahal, dana tersebut dianggarkan dari kas APBD .

Kepolisian sendiri dalam kasus pengadaan baju kokosudah menetapkan dua orang sebagai tersangka yakni Firdaus selaku pemegang proyek pengadaan baju koko dan kepala bidang pengadaan barang.

Ketiga, dugaan kasus alih fungsi hutan di Kampar Kiri dan Siak Hulu yang diduga fiktif. Keempat adalah meminta kelanjutan kasus penganiayaan yang dilakukan istri bupati, Eva Yuliana.

"Kita harus jumpai ketua KPK minimal pimpinan. Kalau tidak, kita enggak pulang. Semakin lama kita di sini semakin tinggi resiko kita jadi mayatnya di sini," tukas Afrianto yang mengaku akan beraksi ke Mabes Polri dan Istana Negara. ***