PEKANBARU, GORIAU.COM - Ibunda dari Alvaro Prayata Dazain (5), meminta pihak kepolisian supaya bisa mengambil tindakan dan menertibkan para penjual petasan di kota Pekanbaru. Ini ia sampaikan, agar tidak ada lagi korban berjatuhan akibat resiko bermain petasan, seperti yang dialami oleh anaknya, yang harus meregang nyawa, usai terkena serpihan ledakan petasan.

"Pak polisi, mohon ditertibkan penjual petasan. Kami orang tua tak ada daya, saat anak-anak minta uang untuk beli jajan (petasan,red). Jangan ada lagi korban seperti yang dialami anak saya. Namanya orang tua, kalau anak minta belanja ngak bisa ditolak. Rupanya untuk beli petasan," tutur Fatmawati (Ibunda Alvaro,red), dengan berurai airmata.

Kepada GoRiau.com, Fatmawati bercerita, bahwa di malam naas itu (Jumat sehabis berbuka,red), anaknya Alvaro dan abang nya Alif sedang bermain di halaman. Ia tidak tahu, kalau yang dimainkan kedua buah hatinya ini, adalah petasan yang akhirnya merenggut nyawa si bungsu. "Kami di dalam. Memang sudah nasib, waktu itu anak saya posisinya jauh dari petasan ini. Kayaknya kaleng itu meledak dan kena anak saya," kisah Fatma.

Atas peristiwa tersebut, Fatmawati menghimbau setiap orang tua supaya dapat mengawasi anak-anaknya saat bermain kembang api ataupun petasan. "Namanya anak-anak, susah dilarang. Saya cuma berharap, agar tidak ada lagi korban lainnya. Ini sudah nasib anak saya. Saya cuma kepengen orang tua lainnya tidak mengalami musibah seperti kami," kisah sang ibu dengan terisak-isak.

Adapun Alvaro Prayata Dazain, bocah yang Oktober nanti genap berusia lima tahun ini, tewas akibat petasan yang ia bakar di dalam kaleng meledak. Kuat dugaan, ledakan ini menyerempet bagian leher, sehingga menyebabkan si anak terluka. Korban malam itu sempat dilarikan ke rumah sakit, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis. (had)