BENGKALIS, GORIAU.COM - MTQ XXXI tingkat Provinsi Riau di Kabupaten Bengkalis tidak hanya diisi dengan berbagai cabang perlombaan. Pemkab melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis memanfaatkan momen tersebut dengan melaksanakan kegiatan seminar muatan lokal tentang Budi Pekerti dan Arab Melayu.

Seminar dilaksanakan di lantai II Kantor Bupati diikuti sekitar dua ratusan peserta. Mereka yang hadir meliputi kalangan tokoh-tokoh masyarakat dari sejumlah kecamatan, para guru, dosen dan pihak-pihak yang peduli terhadap keberlangsungan dunia pendidikan di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini. 

Seminar yang dilaksanakan seharian penuh yang diselenggarakan sempena helat pelaksanaan MTQ XXXI Riau ini, membahas mengenai berbagai persoalan yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan muatan lokal seperti pendidikan Arab Melayu. Selain itu juga bertujuan bagaimana esensi dan nilai-nilai budaya melayu masyarakat Kabupaten Bengkalis, dapat diaplikasikan dalam dunia pendidikan melalui pendekatan pendidikan Muatan Lokal.

Sebagai pembicara Prof DR Bambang Soepeno MPd, Prof DR Sudirman Johan dan Prof DR Samsul Nizar MA. Ketiga narasumber ini dengan panjang lebar mengupas mengenai hal yang menyangkut sistim pendidikan Mulok yang seyogyanya mampu diterapkan dengan baik di setiap lembaga pendidikan, mulai dari tingkat SD hingga ke perguruan tinggi. Diantara materi yang diangkat oleh ketiga narasumber tersebut, mulai dari kurikulum pendidikan Muatan Lokal, Muatan Lokal Budi Pekerti, dan Muatan Lokal Arab Melayu.

Kepala Dinas Pendidikan Bengkalis H Herman Sani dalam sambutannya mengatakan, kurikulum muatan lokal merupakan seperangkat materi yang harus dikuasai peserta didik, dengan menitikberatkan pada pemahaman dan pengembangan potensi lokalitas kedaerahan. Keterampilan Muatan Lokal yang dikembangkan di satuan pendidikan harus berorientasi pada kebutuhan keterampilan masyarakat dimana satuan pendidikan itu berada. “Melalui kegiatan seminar sehari yang dilaksanakan ini, diharapkan terlaksananya pendidikan Muatan Lokal tentang Budi Pekerti dan Arab Melayu pada semua jenjang pendidikan,” kata Herman Sani.

Sementara Asisten II Setdakab Bengkalis, H Arianto mewakili Bupati Bengkalis mengatakan, persoalan menyangkut pendidikan dan upaya menerapkan muatan lokal menjadi perbincangan hangat di kalangan peserta. Ia berharap apa yang terkuak dalam seminar ini, hendaknya menjadi catatan berharga bagi Dinas Pendidikan Bengkalis kedepan dalam mengelola pendidikan di Kabupaten Bengkalis, khususnya menyangkut mata pelajaran Muatan Lokal ini.

“Kita juga mengharapkan agar hasil seminar ini menjadi masukan dan bahan referensi kedepan dalam mengemas dunia pendidikan di Kabupaten Bengkalis yang berlandaskan kepada nilai-nilai budaya dan adat istiadat Melayu,” ujar Arianto. (jfk)