RENGAT, GORIAU.COM - Memperingati Hari Juang Kartika dan Hari Bela Negara Tahun 2014, Korem 031/Wirabima bersama Kodim 0302/Inhu dan FKPD Kabupaten Inhu, Pelalawan dan Kampar, menggelar Dialog dan Sarasehan Kebangsaan, di Gedung Dewan Kesenian Inhu, Senin sore (15/12).

Sarasehan ini dimaksudkan mengajak masyarakat Rengat untuk mengenang kembali perjuangan 2.000 jiwa masyarakat dari berbagai etnis dan TNI dalam mempertahankan kemerdekaan RI pada Agresi Militer Belanda II tanggal 05 Januari 1949 di Kabupaten Rengat.

Untuk mengenang "Napak Tilas" tentang sejarah perjuangan di Inhu, menghadirkan nara sumber Ibunda Ninik Turaijah Tulus dan Dwiana yang merupakan anak serta cucu dari almarhum Bupati Tulus. Beliau mengisahkan bahwa peristiwa yang terjadi pada tanggal 05 Januari 1943 merupakan peristiwa yang tidak dapat dilupakan. Dalam perjuangan untuk merebut kemerdekaan bangsa Indonesia, khususnya di Inhu sungguh sangat  tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, akan tetapi membutuhkan kegigihan serta semangat pantang menyerah dari pejuang-pejuang Indragiri Hulu. 

Walaupun, dalam peperangan melawan penjajah harus mengorbankan air mata, harta bahkan nyawa sebanyak kurang lebih 2.000  para pejuang-pejuang meninggal dalam perjuangannya merebut kemerdekaan Indonesia. 

Beliau berharap kepada seluruh tamu yang hadir dalam sarasehan ini, agar dapat mengisi kemerdekaan bangsa kita ini dengan kegiatan-kegiatan yang lebih positif sebagai bentuk penghargaan kepada para pahlawan-pahlawan, serta demi memajukan pembangunan guna mewujudkan kesejahteraan di Indragiri Hulu.

Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto yang menjadi pemandu sarasehan dalam sesi diskusi menjelaskan tentang sejarah terbentuknya Tentara Nasional Indonesia. 

Dahulu, kata Danrem, pada masa perjuangan untuk meraih kemerdekaan bangsa, pada tanggal 5 Oktober 1945, TNI lebih dikenal dengan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan akhirnya disempurnakan 2 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 03-06-1947 dengan nama Tentara Nasional Indonesia. 

Terkait dengan penetapan tanggal 15 Desember sebagai Hari Juang Kartika, berangkat dari keberhasilan TKR yang dipimpin Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam pertempuran Ambarawa. Sedangkan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara, berangkat dari peran Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dibentuk di Bukittinggi, Sumatera Barat. 

Danrem juga menambahkan, perjuangan dalam merebut kemerdekaan Indonesia bukan semata-mata kemerdekaan yang diraih para tentara-tentara Indonesia melainkan kemerdekaan yang diraih bersama rakyat Indonesia. 

"Maka dari itu, sejak dulu hingga kini TNI tetap mempertahankan semboyannya 'Bersama Rakyat TNI Kuat' dan jika membandingkan kemiliteran dari negara-negara lain, hanya TNI lah yang memiliki semboyan tersebut," kata Danrem. 

Melalui Peringatan Hari Juang Kartika dan Hari Bela Negara tahun 2014 ini, Danrem atas nama TNI mengajak masyarakat untuk menjadikan TNI sebagai sahabat dan mitra dalam mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya di Kabupaten Indragiri Hulu.

 Dalam sambutan singkatnya, Bupati Inhu H Yopi Arianto, SE menyampaikan terima kasihnya kepada TNI yang telah memberikan kesempatan dalam penyelenggaraan peringatan Hari Bela Negara dan Juang Kartika tahun 2014 ini di Kabupaten Indragiri Hulu. 

Sebagai akhir dan penutup dari rangkaian acara sarasehan pada hari itu, Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto dan Bupati Inhu Yopi Arianto, menyerahkan penghargaan dan cinderamata kepada Ibunda Ninik Turaijah Tulus.

Hadir dalam kegiatan saresehan tersebut para Kasi, para Komandan/Kepala Satuan Dinas Jawatan jajaran Korem 031/Wirabima serta 300 peserta sarasehan dari tokoh masyarakat (Tomas), tokoh pemuda (Toda), tokoh agama (Toga) dan para siswa-siswi SMA/SMK se-Kabupaten Inhu.***