BENGKALIS, GORIAU.COM - Dampak pengurangan kuota bahan bakar minyak (BBM) oleh Pertamina, menyebabkan operasional armada roro penyeberangan di Bengkalis terganggu sehingga berimbas pada pengguna jasa penyeberangan yang harus rela mengantre berjam-jam baik di pelabuhan maupun di dalam kapal.

Seperti yang terjadi, Rabu (1/10), kapal roro Tasik Gemilang yang semestinya berangkat dari pelabuhan Sungai Selari Pukul 09.30 WIB, karena kekurangan BBM harus molor sampai pukul 10.30 WIB baru berangkat menuju Bengkalis. Kondisi ini menyebabkan penumpang harus berlama-lama menunggu di dalam kapal.

''Selain berjam-jam kita di Kapal Tasik Gemilang, muatannya juga over load sehingga kita harus rela berdiri dan berdesak-desakan karena kekurangan kursi,'' sesal Taufik salah seorang penumpang dari Lubuk Muda Kecamatan Siak Kecil, Kamis (1/10/2014)

Dikatakan Taufik kondisi Tasik Gemilang saat berangkat kemarin sangat tidak nyaman, disamping over load, aroma  dari salah satu mobil yang mengangkut sejumlah ternak ayam juga sampai ke ruang atas, sehingga selama perjalanan bau tak sedap ditanggung oleh penumpang

''Dishub harus meningkatkan fasilitas pelayanan kalau perlu mobil pengangkut ayam diberangkatkan serentak dengan mobil BBM supaya penumpang lain tidak terganggu," sebutnya.

Wan Sabri, salah seorang pengguna jasa roro menyayangkan kondisi penyeberangan yang dinilainya semakin buruk.''Kalau memang kuota BBM kurang, Dishub harus mengejar bola ke Pertamina, jangan hanya sekedar mengirim surat tanpa melakukan upaya untuk meyakinkan pihak Pertamina. Ini menyangkut hajat hidup orang banyak," tandas Wan Sabri.(jfk)