BANGKINANG, GORIAU.COM - Kekecewaan yang mendalam ''bersemayam'' dalam jiwa mahasiswa Kampar, Riau tenyata tak bisa lagi diobati. Demi memperjuangkan tegaknya keadilan dan menuntut agar Bupati Kampar Jefry Noer ditangkap, mahasiswa rela menjahit mulutnya. Aksi jahit mulut itu dilakukan saat demo di Kantor Bupati Kampar, Rabu (29/10/2014).

Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Riau dan masyarakat lainnya, melakukan aksi demo di Balai Bupati Kampar, Kecamatan Bangkinang hari selasa (29/10).

Dalam aksi ini, setidaknya ada 5 orang mahasiswa yang rela menjahit mulutnya sebagai bentuk protes atau simbol bahwa penegak hukum di Riau khususnya di Kampar, sudah tidak berfungsi lagi alias diam atau tutup mulut atas segala kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh Bupati Kampar.

Koordinator Lapangan (Korlap) Anton mengatakan, kejahatan-kejahatan ataupun korupsi-korupsi yang telah dilakukan oleh Jefry Noer sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Mulai dari dugaan korupsi pengadaan baju koko, P4S Kubang Jaya, Jalan, pengadaan Sapi dan Bawang hingga perjalanan dinas keluar Negeri yang membawa keluarga dengan dana APBD Kab. Kampar. Semua kasus-kasus ini, belum ada tindakan yang signifikan yang dilakukan oleh penegak hukum di Riau ini.

''Untuk kita ketahui bersama, dalam kasus korupsi keluar Negeri ini, Jefry Noer dan keluarganya telah terbukti melakukan tindak pidana korupsi, dan hal ini telah ada keputusannya Tipikornya. Tapi, dalam kenyataannya, hingga saat ini, Jefry Noer masih bebas berkeliaran di Kab. Kampar tanpa ada usaha dari penegak hukum untuk menahannya,'' jelas Anton.

Kalau masyarakat biasa yang melakukan kejahatan, penegak hukum sangat cepat untuk meprosesnya bahkan menahannya, tapi kalau Pejabat yang melakukan kejahatan, penegak hukum sangat lambat memprosesnya atau melakukan penahan, bahkan bisa bertahun-tahun, buktinya kasus Jefry Noer ini.

Selain masalah Jefry Noer, kami juga akan menuntut keadilan atas kasus dugaan penganiyaan yang dilakukan oleh Istri Bupati Kampar Eva Yuliana terhadap Nurhasmi, yang saat ini telah di SP3 kan Kapolda Riau. Keputusan ini sungguh melukai hati dan perasaan masyarakat Kampar, tegas Anton.

Oleh karena itu, pada hari ini kami akan langsung berangkat ke Jakarta untuk bertemu langsung dengan Ketua KPK, Mabes Polri dan Bapak Presiden (Jokowi) untuk menyampaikan kebiadaban yang telah dilakukan oleh Bupati Kampar ini, pungkas Anton. ***