TEMBILAHAN, GORIAU.COM - Salah satu siswa di SDN 002 Tembilahan diduga karena perlakuan sang guru menjadi trauma datang ke sekolah, membuat Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 002, Rusian angkat bicara. Dimana ia mengatakan cerita sebenarnya hingga sang siswa berhenti dan pindah ke sekolah lain bukan seperti yang diceritakan oleh orang tua siswa sebelumnya.

''Ceritanya salah, bukan seperti itu,'' kata Rusian kepada GoRiau.com, Senin (22/9/2014).

Dikatakan dia, sebelumnya guru yang bersangkutan meminta para siswa untuk iuran sebesar Rp 2 ribu untuk membeli alas meja, namun karena ada wali murid lain yang memiliki kerendahan hati membelikan itu, akhirnya iuran pun dibatalkan.

''Saya tidak tau gimana, tapi yang jelas setelah itu, Ibu sang anak datang ke sekolah kami. Mungkin hal itu yang membuat guru yang bersangkutan mengatakan hal yang dianggap anak itu menyindir,'' jelas Rusian.

Ia juga mengatakan bahwa dirinya juga sudah memanggil guru itu, namun sang guru tidak mengakui bahwa ia telah mengatakan hal-hal buruk kepada murid didiknya itu.

''Saya juga sudah jelaskan itu kepada orang tua sang anak, tapi saya juga tidak mengerti kenapa ia ingin memindahkan anaknya dari sekolah. Kita ya tidak bisa memaksa ketika ia minta surat pindah. Tapi saya tidak menyangka permasalahnya seperti ini,'' ujar Rusian lagi.

Ditambahkannya juga bahwa sebenarnya di sekolah yang dipimpinnya tidak dibenarkan guru mengambil pungutan sepersen pun, ''Saya sudah bilang jika ambil pungutan ada masalah itu bukan tanggung jawab saya lagi, tapi ini kan pungutannya tidak jadi. Tapi dipermasalhkan juga,'' tambah Rusian.

''Yang jelas sekolah saya tidak seperti yang dikatakan orang tua murid,'' tutup Rusian.(ayu)