PEKANBARU, GORIAU.COM - Sejumlah wali murid SD Al-Rasyid yang berada di Jalan Rawa Indah Nomor 7 Kelurahan Marpoyan, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru mempertanyakan data mereka yang bisa sampai ke tangan penelepon gelap. Tak tanggung-tanggung, jumlah wali murid yang diteror pelaku penelepon gelap itu mencapai 75 orang.

"Kok bisa data kita sampai ke penelepon gelap itu, aneh juga di satu sekolah rasanya, puluhan wali murid mendapat teror yang sama dari pelaku penelepon gelap," kata salah seorang wali murid SD Al-Rasyid yang menolak identitasnya ditulis kepada GoRiau.com, Jumat (31/7/2015).

Pernyataan itu juga diamini wali murid lainnya. Dia menduga kebocoran data puluhan wali murid kepada penelepon gelap ada campur tangan pihak lain, baik dari sekolah atau Dinas Pendidikan Pekanbaru.

"Ini aneh, pihak kepolisian harus mengusut tuntas kasus ini. Ada kejanggalan, kok semua wali murid yang dihubungi penelpon gelap berasal dari satu sekolah," celoteh perempuan yang anaknya baru masuk di SD Al-Rasyid tahun ini.

Kepala SD Al-Rasyid Pupung Safari Muslim membenarkan adanya sekitar 75 wali murid yang melaporkan ke pihak sekolah terkait smart massege short (SMS) dan telpon langsung yang mereka terima dari penelpon gelap.

"Modusnya, penelpon bilang kepada wali murid anak mereka kecelakaan dan sedang sedang dirawat. Untuk biaya perawatan, wali murid di minta trasfer sejumlah uang ke nomor rekening yang dikirim ke calon korbannya," kata Kepsek.

"Tapi karena sebelumnya juga ada wali murid yang ditelpon pelaku, maka dari 75 wali murid yang mendapat SMS dan telpon gelap itu, tak ada kena tipu dengan mentrasfer sejumlah uang kepada pelaku," tambah Kepsek.

Pupung membantah adanya keterlibatan pihak sekolah untuk memberikan data wali murid kepada si pelaku. "Saya jamin tak ada keteribatan pihak sekolah, kalau data semua wali murid yang anaknya sekolah di sini, bukan kita saja yang pegang," pungkasnya.

Pantauan GoRiau.com, gedung SD Al-Rasyid terlihat begitu mewah. Murid yang sekolah di sana, rata-rata berasal dari keluarga kaya. Buktinya, untuk masuk SD saja, butuh biaya Rp15 juta lebih. Diduga karena wali murid merupakan orang berduit, makanya si penelpon gelap melancarkan aksinya di sekolah itu.(dnl)