PEKANBARU, GORIAU.COM - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Riau sudah banyak menguras biaya. Biaya besar untuk penanganan bahkan bisa dirincikan secara detil per menit operasi.

Komandan Satuan Tugas (Dan Satgas) Karhutla Riau, Brigjen TNI Nurendi mengungkapkan jika biaya penerbangan untuk satu jam 'Water Bombing' (pemboman air) mencapai 16 ribu Dolar Amerika.

"Jika dirincikan kira-kira Rp2,5 juta per menitnya. Itu biaya untuk sekali jalan," katanya saat Rapat di Posko Karhutla, di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, Kamis (27/8/2015).

Dijelaskannya, selain biaya besar, aksi penanganan lewat udara juga dihadang dengan jarak tempuh. Seperti lokasi terjadinya atau munculnya titik panas dan titik api yang jauh dari posko.

"Seperti di Inhu dan Inhil, itu cukup jauh. Di sana juga tidak ada refuel," ulasnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis deteksi satelit untuk hotspot di Riau berjumlah 5 titik, Kamis (27/8/2015). Kelima titik panas itu tersebar di 4 kabupaten.

"Dua hotpsot terdeteksi di Kabupaten Kuantan Singingi. Kemudian, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Pelalawan dan Indragiri Hilir (Inhil), masing-masing satu hotspot," jelas Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin, Kamis (27/8/2015).

Di Pulau Sumatera secara keseluruhan katanya, ditemukan sebanyak 178 titik panas. Ratusan hotpsot itu terdeteksi di Provinsi Sumatera Selatab sebanyak 80 titik, Provinsi Jambi sebanyak 69 titik, Bangka Belitung 10 titik dan Lampung sebanyak 6 titik.***