PEKANBARU, GORIAU.COM - Warga Tampan Kota Pekanbaru mengeluhkan tingginya tagihan listrik pascabayar di PLN ranting Tampan. Kondisi ini sudah terjadi sejak enam bulan terakhir dan baru mencuat akhir-akhir ini.

Tak jarang, beberapa kali terjadi amukan warga yang menjadi pelanggan di kantor PLN Ranting Tampan, tepatnya di Jalan HR Soebrantas, depan RSJ Tampan.

Menurut Hadi, salah seorang pelanggan PLN, banyak keganjilan yang dilakukan oleh petugas PLN. Sehingga, setiap bulan tagihan listriknya terus membengkak.

Sebelum tahun 2014 ini, dia hanya membayar beban listrik 1.300 MAh sebesar Rp40 ribu. Namun, beberapa bulan setelah itu mengalami kenaikan menjadi Rp70 ribu.

"Biasanya saya hanya membayar beban listrik saja," ujar Hadi saat ditemui GoRiau.com, Rabu (20/8/2014) di Pekanbaru. Hadi hanya membayar beban dikarenakan rumah tersebut tidak pernah dihuni. Begitu juga dengan listrik yang tak pernah dipakai.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir dirinya selalu membayar diatas Rp300 ribu. Bukan tanpa usaha ketika merasa ada yang aneh dengan tagihan listriknya, Hadi langsung komplen dengan manajemen PLN ranting Tampan.

"Saya sudah komplen sebanyak tiga kali, tapi tak pernah ada hasilnya. Sebab, pimpinannya tak pernah dijumpai. Mereka (pegawai) selalu bilang lagi keluar," beber Hadi.

Setiap kali komplen, lanjut Hadi, ia selalu diarahkan ke salah satu pegawai bernama Reni. Namun, Reni tersebut tidak mampu mengambil kebijakan. Bahkan, pernah suatu kali Reni meminta Hadi untuk mengikhlaskan uang yang sudah dibayar sebesar Rp300 ribu.

"Saat itu, saya minta uang dikembalikan. Karena, dia mengakui ada kesalahan dari petugas pencatat meteran. Tapi, malah diminta diikhlaskan," tutur Hadi. Mendengar ucapan tersebut, Hadi sempat marah.

Tidak hanya sampai disitu, Reni juga menyuruh Hadi agar setiap bulan mengirim foto meteran rumahnya. Lagi-lagi, Hadi tak bisa terima dengan sikap Reni. "Ini namanya kita yang bekerja, sementara mereka enak saja makan gaji," ujar hadi.

Tidak jauh beda dengan Hadi, Elinar seorang ibu rumah tangga juga mengeluhkan tagihan listriknya. Selain harga tagihan membengkak, Elinar juga dinyatakan memiliki utang sebesar Rp6 juta. Hal itu dikarenakan, Elinar dinyatakan pihak PLN Tampan selalu menunggak.

"Saya kaget dinyatakan punya utang. Padahal, pada bulan sebelumnya saya masih membayar dengan normal, sekitar Rp200 ribu," ujar Elinar.

Ia pun komplen dengan pihak PLN. Masih bertemu dengan Reni dan Kepala Ranting PLN Tampan, Joy Siloha tak pernah dijumpai pelanggannya. Bukan memberi solusi, malahan Elinar diminta untuk membuat surat pernyataan utang ke PLN.

Merasa berat dengan utang tersebut, Elinar diminta untuk menyicil Rp500 per bulan. Jika dihitung, utang Elinar baru akan habis pada 2015 mendatang. "Gimana lagi, kalau tak tandatangan, listrik mau diputus," ujarnya.

Elinar mengaku hanya ibu rumah tangga biasa dan suaminya bekerja sebagai buruh bangunan. Sementara, ia juga memiliki anak yang sedang sekolah.

Hadi dan Elinar hanya contoh sebagian kecil warga Tampan yang menjadi pelanggan pascabayar PLN. Dari informasi yang digali www.goriau.com, dalam beberapa bulan terakhir, kantor PLN Tampan acap kali diamuk pelanggan.(san)