PEKANBARU, GORIAU.COM - Puluhan masa dari Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Rantau Kampar Kiri-Pekanbaru (Hippemarki-P) menggelar orasi di depan gerbang Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau, Selasa (28/4/2015) siang. Mereka mendukung kepolisian dalam mengusut tuntas permasalahan tanah ulayat di Rantau Kampar Kiri, yang diotaki oleh para ninik mamak kenegarian Lipat Kain.

Unjuk rasa damai ini diawali dengan longmarch menuju gerbang Mapolda, pukul 10.30 Wib. Masa yang membawa berbagai spanduk ini menyampaikan tiga tuntutan serta dukungan kepada pihak kepolisian dalam pengusutan kasus mafia tanah di Lipat Kain.

"Kami mendukung Kapolda Riau dan Kapolres dalam penyelidikan atas kasus mafia tanah ulayat di kampung kami. Disana banyak manipulasi adat istiadat untuk kepentingan pribadi dengan menggunakan topeng yayasan. Ini maha dosa oknum ninik mamak kenegarian Lipat Kain," teriak koordinator lapangan Azhari Wispinaldo.

Tiga tuntutan ini, sambungnya dengan pengeras suara, meminta dan mendukung Kapolda dalam melakukan gelar perkara ninik mamak dengan masyarakat dalam mengusut tuntas mafia tanah ulayat yang bertamengkan yayasan. "Mereka ini ada kongkalikong dengan PT Ganda Buanindo yang bergerak di sektor kelapa sawit," katanya.

Tuntutan lainnya, meminta kepolisian untuk menangkap oknum ninik mamak kenegerian Lipat Kain. "Dan tuntutan terakhir kami stop diskriminalisasi terhadap mahasiswa dan masyarakat Rantau Kampar Kiri," tukasnya.

Mahasiswa menilai bahwa selama ini tidak ada satupun yang berani angkat bicara lantaran takut diancam dengan sangsi adat yang mereka (ninik mamak) buat sendiri selaku pemangku adat. "Maka pantaslah para ninik mamak ini tidak gentar melawan anak cucu nya sendiri, karena mendapat dukungan dari perusahaan tersebut," tutupnya.

Aksi masa ini, mendapat pengawalan dari puluhan personil Direktorat Sabhara Polda Riau. Sekitar 20 menit menyampaikan poin tuntutan, masa kemudian membubarkan diri dan melakukan longmarch menuju jalan Cut Nyak Din Pekanbaru. (had)