PEKANBARU, GORIAU.COM - Bencana kabut asap yang melanda Provinsi Riau dan sekitarnya tidak hanya menyebabkan ribuan warga Riau terserang penyakit, tetapi juga melumpuhkan roda perekonomian. Tak terkecuali nasib porter service (jasa angkut) di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau.

Salah seorang porter service Bandara SSK II bernama M Nasir (38) asal Bangkinang, Kampar, Riau mengaku nelangsa selama kabut asap melumpuhkan Bandara SSK II karena tidak mendapat penghasilan.

Dalam sehari dirinya harus menyetor sebesar 40 ribu kepada perusahaan yang menaunginya, PT Sinar Putera Angkasa. "Saat bandara normal, kami harus setor 40 ribu sehari dari hasil angkut kami sehari," ungkapnya, Rabu (30/9/2015) kepada GoRiau.com.

Lanjut Nasir, porter service di Bandara SSK II Pekanbaru dibagi menjadi dua bagian di keberangkatan dan kedatangan dengan shift. Terbagi ke dalam 4 grup dengan satu grup beranggotakan 14 orang. Sistemnya per grup digilir setiap satu maskapai. Kemudian setiap satu koli yang diangkutnya dihargai 5 ribu dan dilarang meminta harga lebih diluar ketentuan yang telah ditetapkan.

Selama Bandara SSK II disandera kabut asap, perusahaan yang menaunginya memberikan dispensasi keringanan. "Ketika kabut asap, kami menyetor jika ada pemakai jasa saja, kalau tidak ada ya tidak menyetor," jelasnya.

Penghasilan seorang porter service hanya berasal dari pasang surutnya penumpang pesawat. Ketika bandara lumpuh tidak ada sama sekali penumpang, maka tidak ada penghasilan yang didapatkan.

"Selama bandara lumpuh kami tidak mendapat penghasilan, apa yang mau diangkut. Terpaksa nombok untuk kebutuhan anak istri," paparnya.***