PEKANBARU - Berbagai kejahatan konvensional terus berkembang seiring majunya Kota Pekanbaru-Riau. Mulai dari begal, jambret, gembos ban, rampok bersenjata api hingga aksi pecah kaca mobil. Targetnya, rata-rata mereka yang abai dan kurang waspada.

Terkhusus kasus pecah kaca yang belakangan kian marak di Pekanbaru. Hampir setiap hari Kepolisian menerima laporan terkait peristiwa ini. Lokasinya, merata terjadi dihampir seluruh kecamatan di Pekanbaru, baik pagi, siang, sore maupun malam.

Atas kondisi ini, Polresta Pekanbaru bahkan sudah membentuk tim khusus pemburu sindikat pecah kaca ini. Bisa dipastikan, akan ada waktu dimana nanti para pelaku bakal tertangkap polisi. "Kita sudah deteksi kelompok-kelompok mereka. Ini sindikat," jawab Kasat Reskrim, Kompol Bimo Ariyanto.

Bimo yang ditemui GoRiau.com di ruangannya, Jumat (5/2/2016) siang mengatakan, dilihat dari sepak terjang dan waktu mereka beraksi, kuat dugaan kalau para pelaku merupakan orang yang cukup profesional. Sebab itu, dalam sehari, bisa dua kasus serupa terjadi.

Lalu seperti apa mencegahnya dan bagaimana mengantisipasinya? "Selain upaya preventif (penindakan, red), kami kepolisian juga membutuhkan kerjasama masyarakat, dengan selalu bersikap polisionil, waspada dan awas dengan lingkungan," imbuhnya.

Belajar dari cara-cara pelaku beraksi, Bimo mengatakan bahwa mayoritas sasaran mereka adalah lokasi parkir yang minim pengawasan dan cenderung banyak sudut sempit yang menghalangi pandangan. "Meski begitu, bukan tidak mungkin kasus ini terjadi di pinggir jalan," bebernya.

"Mereka itu beraksi sangat cepat dan akurat. Selagi ada sasaran, langsung sikat. Durasinya juga tak lama. Bahkan kalau yang profesional, kerjaannya (pecah kaca) bisa selesai sebelum alarm mobil berbunyi. Satu orang eksekutor, satu lagi menunggu di motor," sebutnya.

Ia juga tak membantah, kalau para pelaku kerap menggunakan alat serupa busi untuk memecahkan kaca. Caranya tinggal digetok sampai kaca mobil berderai. "Rata-rata memang seperti itu. Waktunya random. Mereka berkeliling mencari sasaran. Mana target yang pas (aman, red) mereka pasti beraksi," ujarnya.

Kecenderungan saat ini, kasus pecah kaca sangat marak. Itu berbeda dibanding tahun-tahun lalu, dimana hanya satu atau dua kasus saja. "Kita pelajari, dulu kasusnya jarang, tapi sasarannya jelas, semisal mereka sudah intai saat keluar bank lalu membuntuti. Harta rampasannya juga besar," ungkapnya.

"Kalau kini, mereka lebih bermain kepada untung-untungan. Mana yang empuk dihajar, asalkan ada barang di dalam mobil. Mau uang atau surat-surat yang jelas dibawa dulu. Kalau hasilnya sedikit, mereka beraksi lagi. Otomatis jumlah kasus semakin meningkat," sambungnya lagi.

Menghindari hal tersebut terjadi pada anda, Bimo menghimbau agar pemilik mobil supaya jangan sekali-kali meninggalkan tas atau benda penting lainnya di dalam mobil, meski hanya sebentar. "Karena ini bisa membuka peluang bagi pelaku untuk beraksi. Makanya selalu waspada," tukasnya. ***