PEKANBARU - Upaya antisipasi kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di Provinsi Riau terus berjalan sampai hari ini. Seluruh Satuan Tugas (Satgas), baik darat dan udara serta instansi lainnya setiap hari melakukan monitoring di lokasi yang berpotensi terjadinya kebakaran, sesuai laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Aktivitas untuk mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan ini sepanjang hari dilakukan, dimana hasil pantauan citra satelit yang diterima BMKG, diteruskan kesetiap Satgas. Nantinya sesuai koordinat titik panas, tim akan bergerak melakukan pemadaman, jika memang ditemukan titik api. Kalau lokasinya sulit dijangkau, giliran tim udara dikerahkan melakukan bom air.

Namun kali ini ada kejadian unik. BMKG stasiun Pekanbaru mendapat laporan adanya kemunculan titik api yang terdeteksi di area Bangko, Kabupaten Rohil, dengan koordinat N 02 1' 16.05"E 100 57' 48.21", Radial 343, 99 Dme. Mengantisipasi agar kebakaran lahan tidak meluas, tim udara pun langsung turun memantau dengan pesawat.

Tiba di koordinat yang dimaksud, satgas udara memang mendapati kepulan asap membumbung tinggi, namun bukan hasil kebakaran lahan, melainkan dari cerobong pembuangan sebuah pabrik. "Dicek ke sana ternyata asap dari cerobong pabrik, tidak ada kebakaran (lahan)," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, sugarin, Jumat (24/6/2016).

Hal-hal seperti ini lumayan sering dialami satgas. Terkadang setibanya dititik koordinat, justru tidak ditemukan sama sekali lahan yang terbakar, namun terdeteksi satelit sebagai titik panas. Pada pantauan Jumat sore ini, BMKG mencatat ada lima titik panas (hotspot) di Sumatera, dengan rincian dua titik di Bengkulu dan satu titik di Lampung.

"Untuk Riau sore ini nihil titik panas. Jarak pandang (Visibility) juga terpantau normal, dengan kisaran delapan hingga 10 Kilometer. Untuk cuaca, Riau secara umum masih akan cerah hingga berawan, dengan potensi hujan ringan diwilayah Riau bagian tengah dan pesisir timur," tutup Sugarin. ***