PEKANBARU - Hasil riset dan penelitian yang dilakukan Pusat Studi Sosial dan Politik (Puspol) Indonesia, warga Pekanbaru belum terlalu antusias berbicara terkait Pemilihan Walikota 2017. Masyarakat diduga mengalami titik jenuh karena pengaruh sosial pemerintahan yang tidak sesuai harapan.

Direktur Puspol Indonesia Ubeidilah Badrun mengatakan, hasil riset yang dilakukan mulai 18 Maret-5 April 2015, ada beberapa kejutan yang sangat menarik sistuasi sosial politik di tengah masyarakat Pekanbaru menjelang Pilwako 2017.

Tingkat respon masyarakat dari sample 1.077 orang yang tersebar di 12 kecamatan sangat rendah berbicara terkait topil Pilwako. Kebanyakan responden masih jarang membahas Pilwako di dalam keluarga mereka.

"Dari hasil riset yang dilakukan kami hanya 1,35 persen yang sangat sering bicara Pilwako, dan 8,63 persen yang sering. Jika ditotalkan hanya 9,98 persen yang berbicara topik Pilwako. Angka ini jauh lebih kecil dari respon yang jarang bicara Pilwako mencapai 36,07 persen," kata Ubeidilah, dalam press conference yang digelar di Pondok Patin HM. Yunus, Senin (2/5/2016).

Ubei menyebutkan, masyarakat kurang respon terhadap Pilwako, karena memiliki tingkat kejenuhan janji politik. Pemerintahan saat ini dinilai tidak berbeda dengan pemerintahan sebelumnya.

Jika dianalisis lebih lanjut, kata Ubei, pencapaian pembangunan dinilai 59 persen responden belum sesuai perencanaan. "Penilaian ini mempengaruhi tingkat kepuasan responden atas kinerja pemerintahan saat ini," tuturnya. ***