PEKANBARU, GORIAU.COM - Jumlah pedagang kaki lima (PKL) di Pekanbaru sulit dikendalikan keberadaannya. Semakin hari jumlahnya semakin bertambah. Sehingga tempat berjualan resmi yang disediakan pemerintah kota Pekanbaru tidak bisa menampung mereka.

Demikian dikatakan Walikota Pekanbaru Firdaus MT, belum lama ini. "Pemko selalu berupaya menertibkan pedagang kaki lima yang berjualan di badan jalan. Namun dalam waktu yang tidak lama, mereka selalu saja kembali lagi berjualan di pinggiran jalan seperti di Jalan Pepaya, Agus Salim dan beberapa jalan lainnya," kata Firdaus.

Hal senada disampaikan Kepala Bidang Ketertiban dan Kebersihan, Suhardi kepada GoRiau, Jumat (29/5/2015). "Kita sudah membersihkan badan jalan di Jalan Agus Salim dari PKL sejak beberapa waktu lalu. Pedagang di relokasi ke pasar yang ada di jalan tersebut. Karena jumlah pedagang lebih banyak dari lapak yang disediakan, akibatnya masih saja ada yang berjualan di badan jalan," kata Suhardi.

Jumlah mereka pun selalu bertambah. "PKL di Pasar Agus Salim pada 2014 lalu terdata berjumlah 600 pedagang. Saat ini jumlahnya bisa lebih dari itu. Sementara lapak yang tersedia tempat menampung pedagang hanya 200. Jadi tidak mudah menertibkan mereka berjualan di jalan," jelas Suhardi.

Persoalan lain yang muncul akibat tidak tertibnya PKL berjualan, lanjutnya adalah kebersihan kota dan pasar. Karena volume sampah bertambah. "Untuk itu diimbau kepada masyarakat agar bertransaksi di pasar resmi, tidak di jalan umum. Kebersihan kota dan pasar diperhatikan, meskipun sudah ada petugas kebersihan," imbau Suhardi.

Jalan H Agus Salim adalah salah satu jalan yang akan dikembalikan fungsinya sebagai jalan, bukan tempat berjualan. Kawasan ini akan disulap menjadi city walk dan pusat kuliner pada malam hari. Bila konsep tersebut sudah berjalan, maka tidak dibenarkan lagi PKL berjualan semaunya di jalan tersebut.

"Namun para pedagang yang saat ini masih berjualan di jalan, sudah berjanji akan mematuhi aturan tersebut saat city walk sudah diresmikan," pungkas Suhardi. (wdu)