PEKANBARU, GORIAU.COM - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru akan menindak tegas pangkalan gas elpiji yang nakal. Bahkan, Disperindag tidak segan-segan untuk mencabut izinnya.

"Kalau ada pangkalan yang nakal, kasih tahu sama kami. Biar kami tindak," ujar Kepala Bidang Perdagangan Mas Irba H. Sulaiman kepada GoRiau.com, Jumat (10/10/2014) di Ruang Kerjanya.

Hal itu ia sampaikan karena keluhan masyarakat yang masih susah untuk mendapatkan gas elpiji. Menurut Mas Irba, kuota gas elpiji untuk Kota Pekanbaru saat ini terpenuhi. "Kuota gas elpiji untuk Kota Pekanbaru terpenuhi," tegasnya.

"Namun, gas elpiji tidak dijual lagi di tingkat pengecer. Sebab, dalam aturannya pengecer itu tidak ada. Jadi, batas terakhirnya cuma pangkalan," terang Ma Irba.

Untuk Kota Pekanbaru, saat ini terdapat 12 agen dan pangkalan yang tercatat mencapai 600 buah. Namun, yang baru mengantongi izin dari Disperindag Kota Pekanbaru hanya berkisar 200 buah. "Para pemilik pangkalan kadang mengabaikan untuk mengurus izin, kalau mereka sudah disetujui pertamina," sesalnya.

"Padahal, dalam surat persetujuan dari Pertamina tersebut dinyatakan bahwa pemilik pangkalan harus mengurus izin dari Pemda atau Pemko setempat," ulas Mas Irba.

Dikatakan Mas Irba, Disperindag Kota Pekanbaru telah menindak tegas pangkalan gas elpiji 'Barokah' yang berlokasi di Jalan Lintas Pekanbaru-Pelalawan. Pangkalan tersebut tertangkap melakukan penjualan diatas HET (Harga Eceran Tertinggi).

"Saat kita Sidak pada 1 Oktober lalu, kita mendapati sebuah Pick Up terisi tabung gas elpiji. Kami menduga, gas tersebut akan dibawa ke luar Kota Pekanbaru. Ternyata benar, penjaga pangkalan membenarkannya," tutur Mas Irba.

Akibat ulahnya, Disperindag langsung menyurati Pertamina agar pangkalan 'Barokah' tidak dikirim gas elpiji selama dua minggu. Setelah dua minggu, PErtamina harus mengurangi kuatonya. "Sekarang mereka tidak boleh berjualan sampai masa sanksi habis," tegas Mas Irba.

"Kalau seandainya mereka masih nakal, maka izinnya yang ada saat ini akan kita cabut," tambah Mas Irba. (san)