PEKANBARU - Meski keberangkatan tidak didukung dana memadai, Grup Rebana Klasik Putera utusan Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI) Kota Pekanbaru berhasil mendulang prestasi pada Festival Seni Qasidah Tingkat Nasional ke-20 di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), 11-19 November 2015.

/p>

Dalam kegiatan yang diikuti 30 provinsi di Indonesia itu, peserta dari Riau berhasil duduk di peringkat keempat setelah DKI Jakarta, Banten dan tuan rumah Sultra. Festival Seni Qasidah Tingkat Nasional Berskala Besar ini merupakan kegiatan tahunan.

Ketua LASQI Kota Pekanbaru Drs. Yusri Mingka SQ mengatakan, keikutsertaan pihaknya mewakil Provinsi Riau atas undangan yang disampaikan Gubernur Sulawesi Utara. Sayangnya meski kegiatan resmi, pihaknya tak mendapat dukungan dari Pemko Pekanbaru maupun Pemprov Riau.

"Alhamdulillah pada kegiatan ini kami utusan Riau mampu berprestasi. Sebetulnya pada kegiatan ini kami mengutus dua grup yakni putera dan puteri. Tetapi karena keterbatasan dana, hanya tim putera kami kirim. Jumlahnya satu tim 11 orang ditambah 3 pelatih dan oficial. Dananya merupakan sumbangan masing-masing peserta dan dana hasil jualan alat rebana," sampai Yusri kepada GoRiau.com, Senin (23/11/2015).

https://www.goriau.com/assets/imgbank/23112015/rebana1jpg-3365.jpg

Foto bersama dengan istri Gubernur Sulawesi Tenggara Hj. Tina Asnawati Nur Alam.

Sementara Sekretaris LASQI Riau yang juga bertindak sebagai pelatih, Ahmad Fauji SQ mengatakan, meski serba terbatas, semangat tim yang menghasilkan prestasi satu-satunya utusan dari Pulau Sumatera tersebut. "Kami merasa tertantang. Apalagi rata-rata tim ini merupakan gharim masjid, kami merasa didukung oleh jamaah masjid," ungkap dia.

Berbicara mengenai LASQI Pekanbaru, Pauji mengatakan semenjak kepemimpinan pemerintah daerah berganti. Pihaknya tak mendapat perhatian yang diberikan kepada lembaga mitra pemerintah memajukan seni budaya Melayu itu. LASQI merupakan wadah seni rebana, marawis, barzanji dan marhaban sebagai bagian tradisi masyarakat Melayu.

"Kami tidak mendapatkan tempat. Padahal sesuai dengan visi dan misi daerah kita untuk mengembangkan budaya Melayu, lembaga kami sudah berbuat untuk itu," jela Ahmad Fauji.

Ia mengatakan, di LASQI Pekanbaru saat ini terdaftar 360 anggota grup rebana yang terdiri 15 orang per kelompok. Dengan jumlah sebesar itu, semestinya LASQI menjadi lembaga sangat penting bagi pemerintah.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/23112015/rebana2(1)-3364.jpg

Vokalis Grup Rebana Klasik Abi Madani Rahmad Hadi Lubis, SE (karyawan Masjid Agung Islamic Centre Pasirpangaraian) menerima piala kejuaran dari Ketum DPP LASQI.

Fauji juga mengaku sedih atas perjuangan LASQI Pekanbaru mengikuti festival nasional yang mengharumkan nama daerah Riau. Di mana, saat keberangkatan pihaknya terpaksa mengumpulkan dana secara mandiri. Sementara daerah lain yang tampil, dilepas keberangkatan dan dibimbing oleh pejabat terkait. "Hanya kami yang tak ada pembimbing. Dari daerah lain ada Gubernur, Sekda atau minimal kepala dinas yang damping," ceritanya.

Rencanya, pada tahun depan LASQI Pekanbaru kembali akan mengirimkan peserta untuk kegiatan serupa di Provinsi Lampung. "Kami sempat vakum tidak mengurus utusan selama dua tahun belakangan. Ini tidak lain karena kami tidak punya dana," tuturnya. ***