PEKANBARU, GORIAU.COM - Dalam rangka HUT Bhayangkara ke 69, yang jatuh pada 1 Juli 2015, Kepolisian Daerah (Polda) Riau menggelar tradisi cuci Pataka, Selasa (30/6/2015) siang. Pencucian simbol Kepolisian Daerah Riau ini, dipimpin langsung oleh Brgijen Dolly Bambang Hermawan.

Pataka yang diberi nama Tuah Sakti Hamba Negeri ini akhirnya dikeluarkan untuk dilakukan pencucian. Kegiatan tersebut rutin di gelar setiap tahun, dalam rangka HUT Bhayangkara, yang jatuh pada 1 Juli besok. Untuk tahun ini, Brigjen Dolly Bambang Hermawan mendapat kesempatan memimpin upacara tersebut.

Dalam upacara tradisi ini, Pataka Tuah Sakti Hamba Negeri dibawa oleh empat personil kepolisian dari kesatuan Brimobda Polda Riau. Mereka adalah Ipda Sunaryo selaku pembawa Pataka, Bripda Hardi Armando pengiring, Bripda Meidi Afrizon pengiring, Bripda Jimmi Rulli pengiring dan Bripda Ari Rahmat selaku pendamping. Benda keramat itu lalu dibuka dari selubung kain dengan penuh khidmat.

Setelahnya, Kapolda Riau lalu mengusap bendera yang terpasang pada tiang Pataka seberat sekitar 14 kilogram. "Pencucian Pataka sebagai simbol bahwa anggota memiliki kesucian dalam melaksanakan tugas, hati bersih, pelayanan bersih dan tulus kepada masyarakat," ujar Direktur Binmas Polda Riau, Kombes Sugiyono, usai acara.

Tuah Sakti Hamba Negeri ini, sambungnya, memiliki artian dan makna, Tuah artinya keistimewaan dan hal yang luar biasa. Sakti artinya kesanggupan melebihi kodrat alam, memiliki kesaktian, gagah berani, tulus, Ikhlas, total. Sedangkan Hamba Negeri berarti Abdi dari tanah air serta abdi dari nusa dan bangsa. Pataka ini diciptakan oleh OK Nizami Jamil.

Pada tahun 1970, Polda Riau (dulunya Kepolisian Komisariat) berubah nama menjadi Komando Daerah Kepolisian (Kodak) Riau. Bersama dengan itu Kapolri memberikan anugerah Pataka bernama Tuah Sakti Hamba Negeri. Ini berdasar Surat Keputusan No Pol 15/SK/Kapolri/1970 tanggal 4 Februari 1970.

Dulunya, upacara penganugerahan Pataka Tuah Sakti Hamba Negeri dilakukan dalam sebuah upacara kebesaran di lapangan Hangtuah Pekanbaru, bertepatan dengan Tri windu Hari Bhayangkara tanggal 1 Juli 1970. Saat itu Kapolri Jenderal Hoegeng yang diwakili Korandak I Sumatera, Irjen Pol Muhardi Danuwilogo, menganugerahkan Pataka kepada Pangdak IV/ Riau, Kombes Pol Achmad Mauluhdin. (had)