PEKANBARU, GORIAU.COM - Sudah hampir setahun gedung Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Pekanbaru di Jalan Yos Sudarso Rumbai terbengkalai, pasca kebakaran yang menimpa sekitar November 2014 lalu. Siswa terpaksa menumpang belajar ke tempat lain, karena ruang belajar mereka tidak bisa ditempati. Janji PT. Chevron Pasifik Indonesia (CPI) untuk membangun kembali gedung sekolah tersebut seolah hanya setengah hati, sampai sekarang belum ada tanda akan terealisasi.

Anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Jhon Romi Sinaga mengaku prihatin dengan nasib para siswa di sekolah ini. Di saat mengukir prestasi, mereka harus menumpang belajar. Padahal sekolah adalah kebutuhan yang mendesak yang menjadi tanggungjawab untuk melahirkan anak bangsa berprestasi."Saya terus terang prihatin, sampai saat ini mereka belajar masih menumpang di sekolah lain. Sampai saat ini belum ada kejelasan kapan gedung sekolah tersebut dibangun lagi," kata Jhon Romi kepada GoRiau.com, Jumat (28/8/2015).Pada pertemuan yang digelar bersama Komisi III beberapa waktu lalu, PT. Chevron sempat menjanjikan akan membangun kembali gedung sekolah ini. Sebab sekolah ini merupakan bangunan hibah dari perusahaan minyak tersebut. Namun Chevron menunda janjinya, dengan alasan adanya peraturan baru Kementerian Pendidikan terkait hibah bangunan dilimpahkan kepada Pemprov Riau, bukan Pemko Pekanbaru."Karena adanya perubahan ini, sampai sekarang pihak Chevron tak kunjung membangun. Bahkan rencana itu tidak jelas, apakah jadi atau tidak, hilang begitu saja kabarnya," sebut Jhon Romi.Terkait itu, Romi menilai, PT. Chevron tidak serius. Sebab hampir setahun belum ada kata kepastian. Seharusnya Chevron segera berkordinasi agar pembangunan cepat terlaksana. "Saya nilai Chevron kurang koordinasi. Kalau memang berniat membantu, bukanlah terlalu sulit. Chevron inikan bukan perusahaan kecil," sambung Romi Sinaga.Menurutnya lagi, wajib bagi perusahaan ini membantu pembangunan dunia pendidikan, apalagi sekolah ini berada di lingkungan usaha Chevron. Sudah puluhan tahun mengeruk keuntungan dari bumi Riau ini, hanya untuk membangun sekolah terlalu dibuat rumit dan bertele-tele. "Kalau tak mau membantu, pindah saja," hardiknya.(rul)