PEKANBARU - Sejumlah perwakilan Forum Guru Honor Komite Kota Pekanbaru mengadukan nasib ke Ketua PGRI Riau, terkait kecilnya gaji yang mereka dapat. Para guru ini juga mengeluhkan tidak adanya perhatian pemerintah daerah.

Dalam pertemuan yang digelar di Wisma Guru, Minggu (1/5/2016), Ketua Forum Guru Honor Komite Pekanbaru, Sarno menyampaikan keprihatinan para guru yang diangkat oleh pihak sekolah masing-masing tersebut.

"Kalau dilihat dari kerja kami tidak bedanya dengan guru negeri dan lainnya. Sedangkan pendapatan perbulan hanya berkisar antara Rp300 ribu sampai Rp400 ribu. Padahal kebutuhan kami juga sama dengan yang lain," sampai Sarno.

Kata Sarno, meski status sebagai guru honor, pekerjaannya tetap sama dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Namun hak mereka justru dibawah standar kewajaran. Saat ini guru honor komite di Pekanbaru yang tercatat sebanyak 1.260 orang.

"Untuk itu kami berharap PGRI dapat membantu mencarikan solusi dalam masalah ini," tuturnya.

Ketua PGRI Riau Dr. H. Syahril, S.Pd, MM mengaku prihatin dengan nasib guru honor komite yang belum sejahtera. Padahal pekerjaan mereka sangat mulia dalam membangun marwah bangsa ini.

"Guru-guru itu statusnya sama, tak ada beda. Harusnya kami bersama pemerintah bisa memikirkan nasib mereka. Mereka itu juga bagian dari kami," ujar Syahril.

Syahril menyebutkan, PGRI adalah organisasi profesi dan perjuangan. Terkait pengaduan para guru honor komite ini, pihaknya akan menjadi yang terdepan untuk memperjuangkan. "Marwah guru harus ditegakkan dan kami perjuangkan," janjinya.

Terkait ini, PGRI secara resemi menurutnya akan menyampaikan ke pemerintah lokal dan pihak terkait lainnya. "Kami ingin jangan dipandang guru honor komite ini sebagai kebijakan sekolah semata. Nasib guru ini jangan dibedakan. Paling tidak dalam hal gaji setara, sehingga tidak ada kecemburuan sosial," tutupnya. ***