PEKANBARU, GORIAU.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya peningkatan titik panas atau hotspot di Sumatera. Hingga Senin (31/8/2015) siang, hotspot sudah menembus angka 1.006 titik.


Padahal pada pantauan pagi tadi, titik panas hanya 759 titik untuk wilayah Pulau Sumatera. Namun siangnya, titik panas terus naik dan masuk ke angka 1.006. "Ini hasil pengamatan satelit Terra dan Aqua," sebut Kepala Pusat Bidang Data dan Informasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat, Sutopo Puwo Nugroho.


Sutopo, Senin siang merincikan, dari 1.006 titik panas itu, menyebar di Sumatera Selatan sebanyak 354 hotspot, Jambi 320 hotspot, Riau 219 hotspot, Bangka Belitung 88 hotspot, Lampung 13 hotspot, Sumbar 8 hotspot dan Bengkulu tiga hotspot.


Meningkatnya titik panas ini membuat kabut asap kian pekat dan membuat warga terkena penyakit pernafasan. Khusus di Riau, BNPB mencatat 1.228 orang warga Riau terjangkit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa). "Sedangkan di Sumsel tercatat 24.824 jiwa terjangkit Ispa," sambungnya.


Untuk mengantisipasi terus meluasnya paparan asap akibat kebakaran lahan dan hutan (Karlahut), BNPB telah melakukan hujan buatan dan menabur 111 ton garam serta13,7 juta liter bom air di titik terparah Karlahut Riau. "Selain Sumatera, Karlahut juga terjadi di Pulau Kalimantan," bebernya.


"Ancaman karlahut terus meningkat hingga November 2015. Cuaca makin kering dan hujan akan semakin kecil sehingga potensi kebakaran akan makin besar. Pola hotspot di Sumatera dan Kalimantan mencapai puncak pada September-Oktober," tutup Sutopo melalui pesan Blackberry, Senin siang. (Had)