PEKANBARU - Puluhan massa dari Gerakan Mahasiswa Riau Anti Korupsi (Gemarak) menggelar unjuk rasa damai di depan gerbang Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau, Selasa (9/2/2016) siang.

Demonstrasi ini sebagai reaksi mahasiswa yang mendesak kepolisian supaya menyelesaikan berbagai kasus korupsi yang terjadi di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, yang salahsatunya adalah dugaan korupsi Bantuan Sosial (Bansos).

"Sudah berjalan hampir satu tahun di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau. Namun kenapa hanya beberapa anggota DPR saja yang jadi tersangka dan ditahan, sementara lainnya masih menghirup udara bebas," sebut koordinator umum, Tak'im.

Dengan penegras suara, Tak'im menyatakan, ada delapan point pernyataan sikap terkait kasus ini. Pertama, mendukung kepolisian dalam upaya memberantas kasus korupsi yang merugikan khalayak ramai, termasuk dugaan korupsi Bansos Bengkalis.

"Kedua, mendesak Kapolda untuk bisa menjelaskan proses hukum kasus ini. Ketiga, mendesak penyidik untuk segera menetapkan tersangka baru yang sebelumnya sudah di BAP. Kemudian, meminta polisi supaya tidak berhenti mengembangkan perkara kasus tersebut," urainya.

Pernyataan sikap kelima, mendukung sepenuhnya dan mengawal penuh dalam penuntasan kasus Bansos ini. Lalu meminta kepada penyidik agar tidak tebang pilih dalam menetapkan status tersangka terhadap pihak yang diduga terlibat dalam korupsi berjamaah tersebut.

"Jika Polda Riau tak mampu menuntaskan kasus itu hingga ke pengadilan, maka kami akan membuat aksi di Mabes Polri. Terakhir, kami mengutuk keras atas perbuatan sebagian anggota Dewan Bengkalis periode 2009-2014, yang diduga menyalahgunakan dana bansos," tutup Tak'im.

Pernyataan sikap tersebut, ditanggapi langsung oleh perwakilan dari Polda Riau, Kompol M Siahaan. Ia berjanji akan menyampaikan pernyataan sikap tersebut ke pimpinan Polda Riau. Aksi massa ini berlangsung sekitar 20 menit, dengan dikawal oleh aparat dari Sabhara dan Polisi Lalu Lintas. ***