PEKANBARU, GORIAU.COM - Kehadiran media massa jenis online (media berjejaring) merupakan berkah dari perkembangan teknologi informasi. Perkembangan media online di negara-negara maju telah menyebabkan berakhirnya kejayaan media cetak. Sementara di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, eksistensi media cetak diprediksi akan berakhir tahun 2040-an akibat pesatnya perkembangan media online.

Demikian disampaikan Pemimpin Redaksi GoRiau.com Hasan Basril saat menjadi narasumber pada diskusi bertajuk "Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan Media Cetak, Elektronik, Online dan Media Sosial Tahun 2015" yang ditaja Forum Diskusi Publik di Restoran Bintang Lima di Jalan Arifin Ahmad, Pekanbaru, Jumat (29/8/2014). Selain Hasan Basril, juga hadir sebagai narasumber pada diskusi tersebut Ketua Serikat Penerbit Perusahaan Pers (SPS Riau) Dr H Syafriadi, SH MH dan dosen Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau Dr Nurdin Halim, MA. Diskusi ini dipandu wartawan senior yang juga dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Suska Satria Utama Batubara. Peserta diskusi adalah pimpinan media, humas perusahaan, humas instansi pemerintah, komisioner KIP, jurnalis dan mahasiswa.

"Di negara-negara maju kejayaan media cetak sudah berakhir. Di Indonesia, umur media cetak diprediksi masih agak panjang, mungkin baru akan berakhir tahun 2040-an," kata Hasan Basril.

Dikatakan Hasan, meredupnya bisnis media cetak di Indonesia, termasuk di Riau, diantaranya disebabkan semakin menurunnya sumber penghasilan dari iklan dan advertorial (pariwara). "Iklan dan pariwara yang seharusnya menjadi bagian media cetak, sudah 'dicuri' media online. Dalam beberapa tahun belakangan ini persentase iklan di media cetak makin menurun, sebaliknya iklan di media online terus meningkat," jelas dosen jurnalistik di berbagai perguruan tinggi di Pekanbaru tersebut.

Menurut Majelis Etik AJI Pekanbaru ini, orang mulai beralih beriklan dari media cetak ke media online karena menilai beriklan di media online tertentu jauh lebih menguntungkan.

"Diantara keuntungan tersebut adalah: pembaca media online jauh lebih besar, jangkauannya sangat luas dan harga iklannya jauh lebih murah. Khusus untuk advertorial, pemuatannya permanen. Jadi, selama website media bersangkutan masih hidup maka advertorial tersebut tetap ada," ujarnya.

Tenaga penguji untuk uji kompetensi jurnalis di AJI Indonesia ini yakin, tren iklan media online akan terus meningkat, seiring dengan semakin banyak dan meluasnya jumlah pembaca media online dan kian dirasakannya oleh masyarakat keuntungan beriklan di media online. (san)