PEKANBARU GORIAU.COM - Pemerintah dan masyarakat pesisir perlu mewaspadai ancaman tenggelamnya pulau-pulau yang ada di pesisir pantai Riau. Indikasi menurunnya permukaan daratan sudah terlihat sejak beberapa tahun terakhir.

Menurut Wakil Sekjen Forum Tata Ruang Sumatera, Raflis kepada GoRiau.com, Rabu (29/10/2014), fenomena yang tampak dari sejumlah pulau di pesisir Riau seperti Pulau Padang, Pulau Rangsang, Pulau Rupat, Pulau Tebing Tinggi, Pulau Bengkalis dan beberapa pulau lainnya adalah menurunnya permukaan daratan pulau setiap tahunnya. Tanah gambut yang membentuk permukaan pulau tersebut bila dikelola secara serampangan dan dalam jumlah yang besar, maka laju penurunan permukaan daratan akan lebih cepat.

"Untuk kasus Pulau Padang, penurunan daratan terhadap pemukaan laut setiap tahunnya berkisar antara 7-8 Cm. Beda elevasi antara darat dan laut rata-rata 5 Cm. Diperkirakan masa pulau tersebut tenggelam atau tinggi dataran sama dengan permukaan laut sekitar 60 atau 70 tahun lagi," ungkap Raflis.

Untuk memperlambat laju penurunan permukaan daratan tersebut, lanjut Raflis, adalah menjaga agar lahan gambut di pulau tersebut tidak kering. Pembangunan kanal dan pengelolaan lahan gambut yang berlebihan, akan mempercepat proses pengeringan lahan gsmbut yang sudah barang tentu akan mempercept turunnya permukaan pulau.

"Pohon kelapa yang ditanam pada Tahun 1960, di Tahun 2010 akarnya sudah menonjol keluar sepanjang 1,5 meter. Hal ini menandakan terjadi subsidance atau penurunan permukaan tanah sekitar 4 Cm per tahun. Pada saat musim pasang tinggi, beberapa pemukiman masyarakat sudah kebanjiran air laut. Fenomena ini hampir terjadi di semua pulau di pesisir Riau," kata Raflis.

Jika kondisi tersebut tidak diantisipasi, jelasnya, maka kita harus bersiap-siap kehilangan pulau terluar yang menjadi penentu batas wilayah NKRI dengan negara jiran."Permasalahan ini menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemimpin baru Indonesia saat ini," tandas Raflis. (wdu)