PASIRPANGARAIAN, GORIAU.COM - Warga Desa Kepenuhan Barat Mulia Kecamatan Kepenuhan, Jumat (31/10/2014) pukul 08.00 Wib dikejutkan dengan matinya ribuan ikan yang mengapung di aliran Sungai Muara Kuku yang berada di desa tersebut.

Penyebab matinya ikan di Sungai tersebut, belum diketahui secara pasti. Tapi warga setempat menuding, matinya ikan dan biota serta seekor biawak di sungai Muara Kuku karena adanya pembuangan limbah cair dari salah satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang beroperasi di Desa Kepenuhan Barat Mulia

Warga Desa Kepenuhan Barat Mulia dan Warga Desa Kepenuhan Barat, sejak pagi hingga petang, berbondong-bondong mengambil ribuan ikan mati di Sungai Muara Kuku itu.Bahkan sejumlah warga berusaha mengumpulkan ikan mati itu, dengan membawa goni dan ember untuk dibawa pulang.

Air sungai Muara Kuku selama ini digunakan untuk kebutuhan mandi, cuci piring dan air bersih oleh masyarakat, termasuk anak-anak Pondok Pesantren Nizammudin yang berada di dekat sungai.

Pimpinan Pondok Pesantren Nizammudin H Zulkifli  Said dikonfirmasi, Jumat (31/10/2014) menyebutkan, matinya ribuan ikan dan biota serta biawak itu, mengejutkan warga Desa Kepenuhan Barat Mulia dan sekitarnya.

Bahkan, anak-anak Ponpes yang selama ini memanfaatkan air sungai untuk mandi dan mencuci piring, pagi kemarin tidak bisa lagi karena air sungai telah berubah warna dan menimbulkan.

''Peristiwa matinya ribuan ikan dan seekor biawak sekitar pukul 08.00 Wib. Sejak pagi hingga siang, warga berbondong-bondong ke tepi sungai melihat dan mengumpulkan ikan mati dan membawa pulang dengan goni. Diduga, matinya ikan dan biawak di sungai, akibat pembuangan limbah oleh salah satu Perusahaan yang beroperasi di daerah ini,'' ujar Zulkifli Said

Dia menyebutkan, biawak aja mati, apalagi ikan yang ada di aliran sungai yang persisnya berada dibelakang Ponpes Nizammuddin. Akibat tercemarnya air sungai itu, anak-anak Ponpes telah dilarang menggunakan air, untuk mandi dan mencuci piring dan baju guna menghindari terkena penyakit, dan untuk sementara, anak-anak menggunakan air sumur yang ada di kawasan Ponpes Nizammudin.

''Tadi siang pihak perusahaan dan pemerintah desa setempat, telah turun ke lokasi mengambil sampel air sungai Muara Kuku yang telah berubah warna kehitam-hitaman dan menimbulkan bau. Ini yang pertama kali, kasus ikan mati di sungai ini,” sebutnya.

Adapun jenis ikan yang mati adalah ikan Baung, Pantau, Lombek Sisik, Ikan Tungek, Ikan Patung dan lainnya. ''Tidak saja masyarakat yang rugi, salah satu pengusaha cucian motor yang selama ini menggunakan air sungai untuk mencuci kendaraan, terpaksa tutup,'' ucapnya lagi.

Di tempat berbeda, Kepala Badan Lingkungan Hidup Rohul  Juni Syafri melalui Kabid Pembinaan Amdal dan Sumber Daya lahan Zakri Hasjal kepada wartawan, Jumat malam menyebutkan, PKS yang beroperasi di Kepenuhan Barat Mulia Kecamatan Kepenuhan yaitu PKS Era Sawita.

Dia menyebutkan, PKS Era Sawita telah mempunyai izin Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL). Namun apakah dokumen UPL dan UKL itu dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan atau tidak, pihaknya akan menyelidiki terlebih dahulu.

''Saat ini tim BLH Rohul telah turun ke lapangan mengambil sampel limbah air sungai yang diduga tercemar yang menyebabkan matinya ribuan ikan disana.Yang jelas kita belum bisa pastikan, penyebab tercemarnya air sungai itu,” sebutnya.

Sementara itu Direktur PKS Era Sawita Samsul mengatakan pihaknya belum bisa memberikan tanggapan terhadap matinya ikan mengapung di Sungai Muara Kuku. ''Maaf, saya lagi ada rapat. Nanti saya hubungi lagi,” tutur Samsul menutup telepon genggamnya. (ram)