PEKANBARU, GORIAU.COM - Sepertinya kabut asap yang mendera Riau tidak akan ada ujungnya jika pemerintah hanya bersuara lewat media. Tidak ada langkah tegas untuk daerah-daerah penyumbang titik panas terbesar dan terbanyak sehingga menyebabkan kabut asap.

Salah satunya ada Sumatera Selatan yang 'memproduksi' titik api dan titik panas terbanyak. Sementara Riau, menjadi korban asap pekat kiriman dari sana. Karena berdasarkan data yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberapa hari terakhir, Riau daerah yang sangat minim muncul titik panas.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, titik api di sejumlah daerah sudah mulai berkurang. Seperti Di Riau, Kalteng, dan daerah lainnya api sudah mulai dipadamkan. Sekarang hanya sisa asap di kedalaman lahan gambut yang masih keluar.

Karena selain Riau, dampak yang diakibatkan kebakaran lahan di Sumatera Selatan turut dirasakan daerah lainnya seperti Jambi dan Sumatera Barat. BNPB merilis, sebagian besar asap yang melanda saat ini di kota-kota di Sumatera berasal dari Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

"Sumatra Selatan itu kunci, kalau teratasi, selesai semua," jelas Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (7/10/2015).

Data satelit NASA saja perhari ini titik api yang ada, sebagian besar kini ada di Sumsel. "90 Persen ada di Sumsel," tutur dia.

Yang terbaru, lanjut Sutopo, ada 2.300 hektar lahan perkebunan akasia yang terbakar di OKI Sumsel. Dan ini belum juga bisa dipadamkan, termasuk oleh perusahaan pemilik lahan itu.

"Saat ini terpantau ada beberapa titik api baru bermunculan. Ini ada oknum-oknum yang membakar," terang Sutopo.***