PEKANBARU, GORIAU.COM - Sebanyak 36,5 ton garam (NaCI) sudah ditabur di langit Riau, namun hasilnya belum juga maksimal. Hujan buatan hasil teknologi modifikasi cuaca (TMC) belum sepenuhnya dirasakan masyarakat Riau. Sementara titik panas dan titik api terus bertambah.

Penyemaian garam di awan tersebut sudah dilakukan sebanyak 21 kali sejak 22 Juni 2015. Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin meningkat. Adanya pengaruh El Nino moderat akan menyebabkan kondisi cuaca lebih kering dan musim kemarau lebih panjang hingga November 2015.

Pantauan satelit Modis pada Minggu (12/7/2015) ada 237 hotspot di Sumatera yaitu 167 hotspot di Riau, Sumut (37), Sumsel (14), Jambi (18), dan Lampung (1). Asap telah menyebabkan jarak pandang turun di Pekanbaru 3 km, Dumai 1 km dan Pelalawan 3 km. Kualitas udara di Kota Pekanbaru dalam kategori tidak sehat.

"BNPB bersama BPPT, KemenLHK dan TNI AU terus melaksanakan hujan buatan di Riau dan Sumatera Selatan. Di Riau sudah 36,5 ton garam (NaCI) yang ditabur," kata Kepala Pusat Data Informasi (Kapusdatin) dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (12/7/2015).

Hujan buatan di Riau hingga sekarang menggunakan pesawat CN-295 TNI AU. Sementara Sumatera Selatan (Sumsel), hujan buatan menggunakan pesawat Casa 212-200 Pelita Air Service sejak 9 Juli 2015 dengan menaburkan 5 ton garam.***