PEKANBARU, GORIAU.COM - Memasuki bulan kedua tahun 2014, harga kelapa sawit masih menunjukkan fluktuasi. Fluktuasi harga itu pada dasarnya telah terlihat dari minggu kedua dan keempat pada bulan Januari tahun 2014. Setelah pada minggu kemarin harga kelapa sawit naik sebesar Rp 30/kg, maka minggu ini harga kelapa sawit kembali turun tipis sebesar Rp 10,52 per kilogramnya.

Hal itu terungkap dari Rapat Tim Penetapan Harga TBS yang dilaksanakan di Aula Kantor Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Selasa (4/2). Harga ini berlaku untuk periode tanggal 5-11 Februari 2014. Rapat itu dipimpin oleh Ketua Tim Penetapan Harga TBS, Ferry HC Ernaputra.

Dalam rapat itu diputuskan harga TBS untuk umur 3 tahun adalah sebesar Rp 1.403,64/kg, umur 4 tahun adalah Rp 1.567,67/kg, umur 5 tahun sebesar Rp 1.677,62/kg, umur 6 tahun sebesar Rp 1.726,75/kg, umur 7 tahun sebesar Rp 1.792,72/kg, umur 8 tahun sebesar Rp 1.848,60/kg, umur 9 tahun sebesar Rp 1.907,83/kg, dan untuk umur 10 tahun keatas sebesar Rp 1.961,13/kg.

Sedangkan untuk Palm Kernel Oil (PKO) adalah sebesar Rp 5.838,09/kg, dan harga CPO Rp 8.794,93/kg dan indeks K adalah 88,29.

Sumber data yang digunakan oleh Tim harga adalah dari PTPN 5, Sinar Mas Group, Astra Agro Lestari, Asian Agri Group, PT. Citra Riau Sarana, PT. Musim Mas.

Ferry mengatakan bahwa penurunan harga ini karena adanya penyesuaian bea transport dan perdagangan CPO.

Sementara itu, pada saat rapat Ferry juga mengungkapkan bahwa ada peluang yang harus ditangkap oleh perusahaan Riau yang menghasilkan CPO untuk mengekspor produk CPO nya ke Pakistan sebesar 4 juta metrik ton. Order dari Pakistan tersebut merupakan buah kesepakatan Pre Ferential Trade Agreement (Perjanjian Kerjasama Istimewa) antara Pakistan dan Afrika.

"Jadi diprediksi bahwa harga CPO dan TBS akan terus berada pada level tertinggi yaitu diatas Rp 1.900 per kilogram dalam beberapa bulan ke depannya"ujar Ferry.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Drs Zulher MS, yang datang di pertengahan rapat mengungkapkan dalam sambutannya bahwa penurunan harga sebesar Rp 10.52/kg ini merupakan hal yang wajar. Imbas dari perdagangan yang terkadang fluktuatif.

"Yang terpenting bagi kita jangan sampai harga TBS dibawah Rp 1.500/kg. Jika harga tersebut menyentuh harga tersebut maka pihak petani akan sangat dirugikan"ungkap Zulher.

Himbau Perusahaan Segera Urus ISPO

Fluktuasinya harga TBS juga diyakini oleh Zulher merupakan imbas masih adanya stigma dan penilaian pasar global terhadap bisnis Kelapa Sawit yang tidak ramah lingkungan. Salah satu solusi dari Pemerintah adalah dengan menyusun Indonesian Suistainable Palm Oil (ISPO) sebagai kerangka acuan bagi pelaku usaha subsektor perkebunan dalam mengelola usahanya. Untuk di Riau sendiri hanya tiga (3) perusahaan yang telah memiliki izin ISPO. Dan yang telah diverifikasi dan layak untuk diusulkan adalah 162 perusahaan dari 257 perusahaan perkebunan yang ada di Riau.

"Jika perusahaan telah memiliki sertifikat ISPO maka harga TBS akan tinggi dan tidak akan terjadi fluktuasi harga sewaktu-waktu"ujar Zulher.

Untuk itu dia menghimbau kepada perusahaan subsektor perkebunan untuk segera mengurus sertifikasi ISPO tersebut. (rls)