PEKANBARU, GORIAU.COM - Sekitar pukul 16.50 WIB, Kamis (28/5/2015), 13 orang warga asal kabupaten Kepulauan Meranti yang diduga alami penyanderaan di lokasi perjudian di negara Kamboja, akhirnya mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK II) Pekanbaru. Kedatangan mereka dijemput langsung oleh Bupati Kepulauan Meranti dan Kapolres Meranti.

Melalui pintu kedatangan internasional Bandara SSK II Pekanbaru, 13 orang ini keluar dengan pengawalan ketat. Petugas bandara dan kepolisian turut serta mengamankan rute mereka hingga menuju bus yang sudah menunggu di area turun naik penumpang.

Pantauan GoRiau.com, 13 orang ini keluar dengan cara berurutan, dengan masing-masing dua orang, yang dikawal satu petugas bandara serta satu polisi. Tak satupun kata-kata tercetus dari mulut mereka, saat sejumlah wartawan berusaha mewawancarai. Masing-masing hanya berlalu pergi dan masuk ke dalam bus.

Serupa dengan itu, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Z Pandra yang turut mendampingi mereka di Bandara juga enggan memberikan komentar. Pandra hanya tersenyum saat ditanya kebenaran jika para sandera memang sempat mengalami tekanan dan penganiayaan.

"Saya tidak tahu. Pokoknya apa yang disampaikan Kedubes itu dia," jawab Kapolres singkat.

Adapun nama 13 warga asal Meranti tersebut diantaranya Edi, Sandi, Salim Junyardi, Budi Harsono, Jhonson, Hendry, Hendra, Wisely, Winson Fernando, Swandi Sofyan, Ade Gusrianto, Teddy dan Sedy. Mereka tiba di Pekanbaru melalui penerbangan dari Kuala Lumpur, dengan menggunakan pesawat Air Asia.

Setelah semua orang ini masuk ke bus, 13 orang ini sesuai jadwal langsung dibawa ke Kantor PWI untuk menggelar jumpa Pers. (had)