SELATPANJANG, GORIAU.COM - Tahun 2014 ini penjualan terompet dan aksesoris untuk memeriahkan tahun baru lebih beresiko jika dibandingkan dengan tahun lalu (tahun 2013, red). Pasalnya, penjual tidak lagi bisa mengembalikan barang yang tidak habis kepada pemilik barang (bos besar, red).


Hal itu sebagaimana disampaikan Yan, salah seorang penjual terompet dan aksesoris untuk memeriahkan malam pergantian tahun, Minggu (28/12/2014) di Selatpanjang.
Kata Yan, kalau tahun lalu (2013, red) mereka bisa menjual terompet tanpa harus membelinya terlebih dahulu. Mereka hanya menjual, setelah semuanya terjual baru mereka menyetorkan uang penjualan kepada si pemilik barang. Serta barang yang tidak terjual bisa dikembalikan lagi.
Tapi, sistem kerjasama seperti itu rupanya tidak menguntungkan kedua belah pihak. Disebutkan Yan lagi, pemilik barang (bos, red) merugi dengan sistem kerjasama tersebut.
"Penjual bebas menjual dengan harga mahal, kalau tak laku tinggal dikembalikan, tapi kalau banyak terjual mereka dapat untung besar," kata Yan.
"Tahun ini kita beli barangnya dari bos, terjual atau tidak itu resiko kita," tambah Yan lagi.
Sementara itu, tahun ini pula diakui Yan, penjual tidaklah sebanyak tahun lalu. Menurutnya beberapa penyebab berkurangnya penjual terompet adalah si penjual takut dagangannya tidak habis dan terompet di Pekanbaru dikabarkan mengalami kekosongan.
"Tahun ini penjualnya agak kurang dibandingkan tahun lalu. Diperkirakan pembeli akan lebih ramai," ujar lelaki yang menjual terompet setiap tahun ini.(zal)