SELATPANJANG - Perjuangan 8 guru Sekolah Luar Biasa (SLB) di Desa Anak Setatah Kecamatan Rangsang Barat Kepulauan Meranti, Riau, sangat keras dalam mencoba memberi ilmu kepada 28 siswa (anak berkebutuhan khusus, red). Meski sudah lebih 1 tahun tidak ada gaji, namun semangat mereka tidak pernah luntur.

Berikut pembicaraan GoRiau dengan Kepala SLB Sekar Meranti (yang dulu SLB lokal jauh dari SLB Negeri Selatpanjang), Syafrizal, Rabu (25/11/2015) malam.

Kata Syafrizal, SLB yang terletak di Desa Anak Setatah ini sebelumnya merupakan lokal jauh dari SLB Negeri Selatpanjang. SLB ini terbentuk pada tanggal 1 September 2014 yang lalu. Menumpang di gedung MDTA Darussalam Anak Setatah dan belajar setiap pagi hari.

Waktu pertama kali dibuka, SLB lokal jauh ini memiliki 7 guru diantaranya Yumita SPd, Hendrizan, Zupen Heri, Suryana, Tuti Harsini, Siti Khairunnisa, dan Safrizal, serta Kepala SLB Negeri Selatpanjang Saring SPd.  Kepala SLB Negeri Selatpanjang, Saring SPd, sempat berjanji akan membayar gaji guru Rp400 ribu perbulan. Waktu itu pula, Saring juga menjanjikan membelikan peralatan sekolah untuk siswa, dan membantu uang transportasi untuk orang tua siswa. Uang ini rencananya diberikan kepada orang tua siswa setiap tahunnya.

Setelah seminggu terbentuk, Saring memberikan buku untuk SLB lokal jauh ini buku tulis sebanyak 3 lusin serta alat tulis dua kota.

Rupanya, harapan yang diberikan sejak awal tidak sesuai kenyataan. 4 bulan setelah SLB lokal jauh ini dibuka, apa yang menjadi hak guru tidak pernah dapat. Guru-guru pun sudah mengeluh tentang honor yang dijanjikan Rp400 ribu perbulan itu. "Janji awalnya guru akan dibantu Rp400 ribu perbulan, gaji komite," kata Syafrizal.

Setelah mendengar keluhan itu, enam bulan sejak terbentuk Syafrizal berinisiatif menemui Saring di Selatpanjang. Dari pembicaraan itulah Saring mengatakan bahwa dia sudah tidak bisa mengelola SLB lokal jauh di Anak Setatah. "Dia (Saring SPd, red) tidak mau mengurus lokal jauh ini. Katanya, kalau mau dikelola silahkan saja," ujar Syafrizal.

Merasa kasihan sama anak didik, dan sayang rasanya andai SLB itu ditutup, akhirnya Syafrizal berdiskusi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Meranti.

Kata Syafrizal, waktu itu pihak Disdikbud Meranti mengatakan bahwa mereka tidak bisa berbua banyak jika SLB itu masih menjadi lokal jauh. Mereka juga menyarankan agar SLB lokal jauh melepaskan diri dari SLB negeri Selatpanjang.

Barulah tanggal 10 Januari 2015, Saring menyatakan bersedia melepaskan SLB lokal jauh tersebut. Saring menyatakan tidak akan menuntut hal apapun dari SLB yang dilengkapi dengan materai 6000.

"Setelah lepas dari SLB negeri, saya kembali ke Disdikbud. Mereka meminta kita mendirikan yayasan untuk SLB di Anak Setatah," kata Syafrizal pula.

Sepulang dari Selatpanjang, Syafrizal langsung menggelar rapat dengan Majelis Guru SLB Anak Setatah, UPTD Pendidikan, dan beberapa pihak lainnya, 20 Januari 2015 pukul 08.30 WIB. Suardi Kepala UPTD Pendidikan Rangsang Barat langsung menunjukkan Syafrizal sebagai Kepala SLB Anak Setatah.

Sejak ditunjuk sebagai Kepala SLB itu, Syafrizal langsung mengurus yayasan. Akhirnya yayasan itupun dibuat dengan nama Yayasan Sekar Meranti.

Hingga saat ini, setelah semua persyaratan administrasi mereka lengkapi, proses belajar mengajar berjalan sebagaimana mestinya. Namun, sejak setahun ada SLB itu, guru-guru sama sekali belum ada gaji. Mereka tetap semangat untuk membuat anak-anak berkebutuhan khusus ini bisa mengenyam pendidikan.

Saat ini, SLB Sekar Meranti baru memiliki dana Rp6 juta pertahun yang merupakan bantuan dari Desa Anak Setatah. Uang itu mereka beli buku, tas, dan sepatu second dari negeri seberang untuk siswa-siswa yang ke sekolah menggunakan sandal.

"Sekarang sepatu mereka warna warni. Kita membelinya second, dan itu murah," ujar Syafrizal.

Sementara itu, terkait keluhan guru, Syafrizal mengaku terpaksa minta guru-guru itu untuk selalu bersabar. Ia selalu mengatakan bahwa niat baik pasti akan mendapat balasan yang baik pula.

"Saya sampaikan ke guru-guru, Kalau kita niat baik, kita sabar saja dulu," tuturnya.

Untuk itu, Syafrizal juga membuka diri andai ada pihak-pihak yang mau membantu. Katanya, bagi yang ingin membantu bisa mengirim ke rekening 105-20-04355 atas nama SLB Sekar Meranti. ***