SELATPANJANG - Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, kembali melestarikan permainan rakyat, Jung Titis (sejenis sampan layar berukuran kecil, red), yang mulai tergerus oleh arus modernisasi. Ini dilakukan agar permainan tradisional sejak tahun 1960-an itu tidak hilang ditelan zaman.

Demikian diungkapkan Ketua Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Kabupaten Kepulauan Meranti, Zubiarsyah.

Kata Zubiarsyah yang juga anggota DPRD Kepulauan Meranti periode 2014-2019 ini, sebenarnya sejak dulu, masyarakat Meranti memang sudah akrab dan mengenal jenis sampan layar atau jung titis ini. Malah, permainan itu sudah dikenal sejak tahun 1960. Namun, seiring berkembangnya zaman, tahun 1970, tradisi masyarakat pesisir ini tidak dilanjutkan lagi.

"Hal ini akibat gempuran kebudayaan asing dan modernisasi sehingga generasi muda menjadi kehilangan pijakan dalam kebudayaannya sendiri," ujarnya.

Untuk itu, tambah Zubiarsyah, mereka berinisiatif untuk menghidupkan kembali budaya masyarakat pesisir yang telah lama hilang. Dalam menghidupkan lagi kebudayaan ini, mereka akan menggelar festival jung titis di Pantai Betingberas Pulau Merbau, Kepulauan Meranti. "Fesival ini digelar untuk meningkatkan prestasi kebudayaan dalam bidang olahraga tradisional di Kabupaten Kepulauan Meranti. Kita harap, dengan adanya iven tersebut bisa meningkatkan pengenalan masyarakat terhadap wisata bahari dan meningkatkan potensi ekonomi di kawasan pesisir," kata Zubiarsyah pula.

Di tempat terpisah, ketua panitia festival Jung Titis, Ricky Kurniawan mengatakan, festival jung ini akan digelar pada tanggal 29 November 2015. Festival ini pertama kali diadakan pasca berdirinya Kabupaten Kepulauan Meranti yang sebelumnya bergabung dengan Kabupaten Bengkalis.

Ricky mengatakan, di balik kegiatan ini tak hanya memperkenalkan budaya ataupun wisata budaya. Namun dapat mendongkrak ekonomi masyarakat di Kabupaten Meranti, khususnya di Kecamatan Pulau Merbau.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Meranti, Ismail Arsyad menyatakan akan mendukung secara penuh atas diadakan kegiatan tradisional itu. Menurutnya, kegiatan yang bersifat mengangkat kearifan lokal patut mendapatkan dukungan dari pemerintah.

"Bagaimana pun juga, ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan perhatian pemuda setempat untuk mempertahan budaya tradisional masyarakat Melayu dan wajib hukumnya, mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah," kata Ismail. ***