PEKANBARU - Kondisi terkini empat desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu yang terisolir sangat memprihatinkan. Keempat desa tersebut membutuhkan perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, terutama dalam hal ketersediaan pangan dan perbaikan jalan yang sudah beberapa bulan tertimbun longsor.

Menurut pengakuan Ketua Persatuan Anak Negeri Pangkalan Kapas (Pangkas), Arika Harmon,harga sembilan bahan pokok (sembako) di daerah tersebut meroket tinggi. Untuk 1 kilogram beras saja warga harus merogoh kocek dalam, dimana harga beras Rp30 ribu perkilonya.

Menurut Arika, tak terkendalinya harga disebabkan akses jalan masuk ke daerah tersebut terputus. Empat desa terisolir tersebut ialah Desa Lubuk Bigau, Desa Pangkalan Kapas, Desa Tanjung Permai dan Desa Kebun Tinggi.

Masih menurut Arika, harga karet juga terasa mencekik, dimana perkilonya hanya dihargai Rp3 ribu. Artinya dibutuhkan 10 kg karet untuk membeli beras 1 kg.

"Longsor menimbun jalan masuk dan membuat kami terisolir sejak 29 November 2015 lalu. Akibatnya harga sembako meroket dan harga karet terjun bebas," ungkap Arika, Rabu (13/1/2016).

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengaku akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Kami akan koordinasi dengan BPBD dan Dinsos. Sebelumnya kami sudah mengirimkan bantuan juga. Kalau beras masih kekurangan, Dinas Sosial harus memasok pasokan beras kesana," tutur Plt Gubri, Rabu (13/01/2015) di Pekanbaru.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Sosial Riau, Syarifuddin, mengaku kebingungan untuk menyalurkan bantuan logistik diakibatkan terisolirnya daerah tersebut.

"Helikopter pak Edwar (BPBD) sudah dikembalikan ke Jakarta. Bagaimana cara mengirim logistiknya, daerah tersebut memang tidak bisa diakses melalui jalur darat. Ini sedang kita cari solusinya," papar Syarifuddin. ***