PEKANBARU, GORIAU.COM - Pasca terjadinya aksi anarkisme yang dilakukan sejumlah warga dengan membongkar dan membakar baliho jelang perayaan hari jadi Kabupaten Kampar, Polres setempat akhirnya menerjunkan sebanyak 48 personel untuk memantau dan mengamankan lima desa sengketa itu.

"Tidak ada kerusuhan lagi, semuanya sudah kondusif," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau, Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa (28/1/2014).

Pernyataan Guntur itu adalah tanggapan atas kerusuhan yang terjadi sebelumnya. Pada Senin lalu, dikabarkan warga di Desa Tanah Datar, Kecamatan Kunto Darussalam (salah satu dari lima desa sengketa) melakukan tindakan anarki dengan membuka paksa dan membakar sejumlah baliho Pemkab Kampar jelang perayaan hari jadi daerah itu.

Ratusan warga tersebut mengklaim bahwa Desa Tanah Datar tetap berada di Kabupaten Rokan Hulu.

Hal itu bertentangan dengan keputusan pemerintah Provinsi Riau dan Kementerian dalam Negeri yang menyatakan Desa Tanah Datar dan empat desa lainnya yang saling berdekatan adalah berada di wilayah Kabupaten Kampar. "Informasinya demikian (sempat terjadi kerusuhan), namun secepatnya dapat diredam oleh Polres Kampar," katanya.

Ketika itu, demikian AKBP Guntur, Pemkab Kampar memang memasang sejumlah baliho dan spanduk di lima desa termasuk Desa Tanah Datar untuk menyambut hari jadi Kampar.

Masyarakat kata dia, kemudian tidak terima hal itu sehingga melakukan aksi-aksi perusakan. "Pihak Polres yang mendapat informasi itu kemudian menurunkan sebanyak 48 personel untuk mengamankan wilayah," katanya.

Hingga akhirnya, demikian Guntur, ditemukan kesepakatan antara warga dan pemerintah daerah. "Salah satu poinnya adalah, untuk saat ini Kampar tidak dibenarkan rayakan hari jadinya di lima desa tersebut sampai kondisinya benar-benar kondusif," kata dia.

Menurut Guntur, hingga saat ini anggota terus berusaha bernegosiasi dengan masyarakat agar tidak kembali terulang aksi-aksi perusakan itu.(fzr/ant)