KAMPAR, GORIAU.COM - Program Rumah Tangga Mandiri Pangan Energi (RTMPE) yang diluncurkan Pemkab Kampar mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk dari kalangan penulis. Salah seorang penulis buku Usamah Khan dari Spirit Internasional mengungkapkan tentang keunggulan program tersebut dalam sebuah buku. Berikut penuturannya tentang program RTMPE tersebut.

Suatu waktu penulis diajak makan malam oleh kawan, seorang wartawan. Ia mendapat undangan acara makan malam dari Bupati Kampar, Riau, Jefry Noer (JN). Acara makan malam itu ditujukan guna menjamu pejabat dari Jakarta, Direktur Bidang UKM Bappenas RI beserta rombongan. Selain itu hadir juga para undangan lainnya, sejumlah kepala dinas satuan kerja di lingkungan Pemkab Kampar.

Sambil menikmati dinner makanan khas Melayu, kesempatan tak resmi itu dimanfaatkan JN menjelaskan program-program unggulan pembangunan Kampar dari A hingga Z, terutama program Rumah Tangga Mandiri Pangan Energi (RTMPE). Program ini merupakan antitesis dari isu pangan, isu energi dan isu lingkungan. Garis besar paparan JN disampaikan dengan bahasa sederhana dalam suasana santai dan hangat. Sesekali pihak Bappenas menimpali pertanyaan balik sebagai feed back atau tambahan uraian dari potongan-potongan penjelasan JN.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/22052015/zar1jpg-2236.jpgPosisi duduk penulis tidak begitu dekat dengan JN, namun setiap kata yang terartikulasi dari uraiannya dapat disimak dengan jelas. Penulis menangkap, ada semangat tersendiri dan pemahaman mendalam, tatkala JN memaparkan RTMPE. JN memperlihatkan dirinya on the track dan paham sekali tentang detail muara konsep RTMPE sebagai suatu program unggulan dan teranyar di Kampar.

Pada bagian akhir, ada respon yang secara khusus menegaskan, ketika tamu dari Bappenas ingin menggali lebih jauh RTMPE dengan bertanya ke JN "Apakah program RTMPE ini ada expertnya?". JN menjawab dengan gayanya yang cuek sambil senyum bahwa ia memulai RTMPE dengan belajar melalui ahlinya. Sebuah jawaban pendek dan sederhana berbenang merah dengan pertanyaannya.

Penulis cermati bila pertanyaan ini tidak perlu dicetuskan, lantaran harmonisasi beberapa kegiatan dalam RTMPE tidak hadir begitu saja. Ada tahap perenungan mendalam, pengalaman lapangan dengan sedikit "memaksa" bawahan dan berpikir serbacakup (comprehensive) agar menghasilkan program yang lebih bermakna dan dapat diaplikasikan tepat sasaran.

Sebenarnya RTMPE hanya proses menjadi kepompong dan sebagai kupu-kupu adalah sejahteranya pelaku RTMPE. Proses metamorfosis perlu dilalui oleh pelaku RTMPE agar nantinya tidak nganggur, tidak miskin dan keluarga makmur. Yang luar biasa dari esensi program RTMPE mengacu konteks leadership, JN ingin menggerakkan potensi realistis Kampar yang berisi muatan kearifan lokal dan entitas jati diri Kampar.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/22052015/zar2jpg-2235.jpgSelain itu, JN sebagai seorang kepala daerah, ia cukup jeli ketika membumikan gagasan RTMPE menuju ranah implementasi aplikatif. ia melakukan kombinasi dan pemadatan sejumlah kegiatan strategis pada satu titik. Selanjutnya meletupkan gagasannya melalui diplomasi bekerja. JN secara jujur mengakui dirinya bukan termasuk golongan orasi teori berupa suguhan bunga rampai pemikiran semata. Itulah JN, memperlihatkan adanya suatu paradoks, membuka tabir bahwa sesuatu tidak seperti kelihatannya.

Terakhir menurut saya, RTMPE adalah bentuk lain ibadah JN kepada Sang Khaliq dalam perjalanannya mencapai orgasme spiritual-religius, sekaligus amal muamalah untuk masyarakat Kampar. Sungguh dalam program RTMPE ini, JN hendak menyampaikan atau lebih tepat meyakinkan dan berupaya menyambut optimisme bila jalan menuju kemakmuran bagi masyarakat Kampar (atau Riau) adalah keniscayaan.

Ingin tahu mengenai RTMPE lengkap, nantikan buku ''dari kepompong hingga kupu-kupu'' yang segera dirilis oleh Usamah Khan SR MT bersama Spirit Internasional dengan pengarah Fazar Muhardi. Buku ini juga akan mengupas secara mendalam pogram ini baik dari sisi keunggulan maupun manfaatnya. (rls)