BANGKINANG, GORIAU.COM - Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang diharapkan menghasilkan hingga 45 produk turunan siap jual seperti minyak goreng, sabun dan mentega berpotensi menyejahterakan masyarakat di Kabupaten Kampar, Riau secara merata, demikian pakar Dr Soemitro Arintadisastra.

"Jadi sebaiknya semua pihak memberikan dukungan, bukan malah memprotes dengan maksud dan tujuan yang tak jelas. Hal demikian malah akan mendatangkan kerugian," kata Soemitro kepada pers lewat pesan elektronik yang diterima, Minggu (15/3) siang.

Ia menjelaskan, pembangunan PKS untuk produksi 45 turunan siap jual merupakan model pengembangan kelapa sawit terbaru yang memiliki keunggulan dan segudang manfaat.

Hal itu menurut dia positif untuk seluruh kalangan baik pemerintah, pengusaha bahkan yang paling utama adalah masyarakat. "Untuk diketahui, pabrik adalah pasar untuk petani kelapa sawit yang akan menawarkan harga bagus. Terlebih PKS ini akan mengolah kelapa sawit tidak hanya menjadi minyak mentah, namun juga menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi seperti minyak goreng, mentega dan sabun," katanya.

Terlebih, lanjut dia, Bupati Kampar Jefry Noer juga telah berjanji akan memberikan harga bagus untuk minyak goreng yang dihasilkan PKS tersebut nantinya.

Terpenting, PKS tersebut berada dekat dengan lahan perkebunan sawit milik masyarakat sehingga akan memangkas biaya transportasi angkutan kelapa sawit.

"Bahkan ini juga merupakan model investasi kelapa sawit tanpa harus memiliki kebun sendiri namun manfaatkan begitu luas. Bayangkan jika di Kampar ada minyak goreng murah, dan program rumah tangga mandiri berjalan, maka tidak akan ada kemiskinan di Kampar," katanya.

Sebelumnya pihak Investor Tim Malaysia Technology Development Corproration (MTDC) dan Pemerintah Dearah Kabupaten Kampar, Riau bekerjasama membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang diharapkan menghasilkan hingga 45 produk turunan siap jual seperti minyak goreng, sabun dan mentega.

"Kerjasama ini adalah kerjasama Kampar-Malaysia yang diharapkan akan mempererat hubungan antara Indonesia dengan Malaysia yang telah terjalin sejak lama," kata Konsulat Malaysia di Pekanbaru Hardi Hamin.

Pabrik tersebut berada di Dusun Pematang Kulim, Desa Pulau Birandang, Kecamatan Kampar Timur, Kampar.

PKS tersebut akan dikelola oleh PT Sungai Pinang Malindo dengan kapasitas mencapai 60 ton minyak mentah (CPO) per jam dalam beberapa bulan dan akan menghasilkan turunan langsung jual seperti minyak goreng dan mentega serta juga sabun.

Saiful selaku Direktur PT Sungai Pinang Malindo mengatakan, pembangunan PKS tersebut dilakukan berdasarkan kesepahaman dan kesepakatan bersama (MoU) antara Malaysia dengan Pemda Kabupaten Kampar.

"Kami sangat berterimakasih atas dukungan penuh yang diberikan Bupati Kampar Jefry Noer atas pembangunan PKS ini. Harapannya, pabrik ini akan mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh," katanya.

Nurhalim Yunus dari MTDC Malaysia dikesematan sama mengatakan, bahwa pihaknya bersama PT Sungai Pinang Malindo telah sepakat untuk mengembangkan teknologi untuk kesejahteraan bersama.

"Kami selaku perwakailan dari Kerajaan Malaysia menganggap kerjasama ini adalah baik untuk kepentingan bersama antara Malaysia dengan Kampar, Riau dan Indonesia pada umumnya," kata dia.

Bupati Kampar Jefry Noer mengatakan, rencana pembangunan PKS ini sebenarnya telah dirancang sejak 2013. Sebagai komitmen, Pemda Kabupaten Kampar kemudian mempermudah segala proses perizinan bahkan hanya selesai dalam waktu tujuh hari.

"Kenapa lama, itu karena Pemerintah Pusat menyetujui perizinan yang sampai lebih setahun. Maka kemudian realisasi peletakan batu pertama terulur dan baru terlaksana hari ini," kata Jefry.

Bupati berharap, PKS tersebut tidak menjual CPO atau minyak mentah ke luar negeri, namun mengelolanya menjadi 45 jenis produk turunan yang siap pakai dan siap jual.

Nantinya, lanjut dia, telah disepakati bahwa untuk harga jual minyak goreng khusus di Kampar akan spesial atau lebih murah sehingga mengurangi beban masyarakat Kampar.

"Saya berharap produknya nanti juga berkualitas dan baik sehingga tidak hanya asal-asalan. Harus berkualitas agar herga jualnya tinggi. Untuk masyarakat Kampar, akan diberikan harga khusus," katanya.

Jefry Noer mengatakan, investasi untuk pembangunan hingga operasional PKS tersebut senilai Rp1,4 triliun. Maka diharapkan, seluruh masyarakat mendukung pembangunannya untuk kesejahteraan bersama.

"Kalau ada yang tidak suka, itu hanya satu atau dua orang saja. Rencana ini lebih banyak yang mendukung. Jangan hanya karena setetes nila, susu sebelanga menjadi rusak," katanya. (rls)