BANGKINANG, GORIAU.COM - Seorang pengusaha sukses tambang batubara di Kalimantan Timur Nurul Karim menyatakan kekaguman atas berbagai program yang dijalankan Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar, Riau. Menurut dia, program Kampar adalah bentuk dukungan penuh bidang pertanian untuk terwujudnya swasembada pangan khususnya padi, jagung dan kedele.

"Batu bara memang penting, tapi keberadaan pangan dalam negeri lebih penting," kata Nurul kepada pers saat berkunjung ke kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/3/2015).

Nurul merupakan pengusaha tambang batu bara yang menetap di Kutai Timur. Dia datang ke Kampar bersama rombongan Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Pusat dan Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) tingkat provinsi.

"Saya ikut datang ke Kampar bersama Ketua Umum Perhiptani Isran Noor. Banyak yang saya ingin tahu, belajar untuk mengolah lahan pertanian agar sukses seperti di Kampar," katanya.

Perhiptani juga menggelar Rapar Kerjas Nasional (Rakernas) di Hotel Tiga Dara yang berlokasi di kawasan P4S. Acara tersebut dimulai pada Rabu (11/3) dan berakhir pada Jumat (13/3) dengan dihadiri 60 orang peserta dari 17 provinsi di Indonesia. Kegiatan ini sebelumnya dibuka oleh Ketua Umum DPP Perhiptani Isran Noor juga Bupati Kutai Timur serta Ketua DPW Perhiptani Riau Jefry Noer yang juga Bupati Kampar.

Menurut pengusaha tambang batu bara itu, yang menarik dari Kampar adalah program-programnya yang sejalan dengan Pemerintah Pusat untuk mencapai swasembada pangan.

Semisal Program Desa dan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi yang sekarang dijalankan, menurut dia, sangat sedikit dilakukan oleh pemerintah di daerah manapun.

"Maka ini akan saya bawa pulang dan dana sosial (CSR) perusahaan akan bisa disalurkan ke program ini sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat secara merata," katanya.

Nurul mengatakan, tidak selamanya hasil bumi seperti batu bara akan mampu menyejahterakan kehidupan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan keseimbangan termasuk dalam pengelolaan lahan.

"Saya mendukung negara ini untuk terlepas dari ketergantungan pangan impor. Karena memang kita mampu untuk mandiri dan menjadi negara pengekspor produk pangan," katanya. (rls)