KAMPAR, GORIAU.COM - Dia bukan sekedar blusukan. Masuk ke kawasan yang bukan sekedar kumuh, namun berlumpur, penuh kotoran hewan ternak dan banjir urine sapi dianggap sebagai surga keberhasilan.

Jefry Noer, pria dengan alis mata tebal dan cukuran kumis yang kurang rapi serta rambut sedikit cepak itu selalu tersenyum, ketika banyak kritikan yang "masuk" ke telinga kiri, kemudian disaring hingga keluar dengan inovasi melalui telinga kanan. Namun jangan ditanya jika dia marah karena bawahannya tak becus bekerja melayani masyarakat demi terealisasinya program-program kerakyatan.

"Saya bukan orang yang pandai ngomong, tapi bekerja. Terserah penilaian berbagai pihak. Yang jelas kerja nyata adalah utama. Berbicara setelah ada bukti, bukan janji," kata Jefry, Bupati Kabupaten Kampar, Riau, di beberapa kesempatan bertemu dengan kalangan pers.

Pola kerja nyata yang dilakukannya juga diterapkan ke seluruh jajaran kedinasan. Seluruh pejabat eselon di lingkungan Pemda Kampar diminta untuk bungkam, "jangan bicara sebelum ada hasil".

Kerja, Kerja dan Kerja, bagi Jefry bukan sekedar slogan untuk memancing simpatik publik. "Biarkan publik mengkritik, tapi pemerintah harus terus bekerja, kerja dan kerja".

https://www.goriau.com/assets/imgbank/11052015/cu2jpg-2121.jpgKerja pertama bagi Jefry adalah meningkatkan akhlak dan moral masyarakat. Hal itu dilakukannya dengan memberikan pencerahan di setiap kesempatan pada suatu acara, dimanapun. Beberapa nasehatnya untuk perbaikan ahlak dan moral adalah; 1. Jangan pernah tinggalkan shalat lima waktu, 2. Selalu bersedekah, 3. Bekerja keras serta terus berusaha, 4. Dan selalu ikhlas serta ingat susah.

Paling penting menurut dia, segera tinggalkan kebiasaan merokok, hidup foya karena baru kaya, cintai selalu keluarga. "Jangan ketika berhasil, selalu gatal melirik janda dan isteri orang. Bahaya..."

Kerja kedua yang baik dilakukan bagi Jefry adalah peningkatan ekonomi masyarakat. Pada kerja nyata ini, dia membuat program yang sinergi baik sektor industri rumah tangga, pertanian, perkebunan dan peternakan. Terakhir yang telah dilakukan dan terus dikembangkan hingga saat ini adalah Program Rumah Tangga Mandiri Pangan Energi (RTMPE). Hanya dengan memanfaatkan lahan seluas seribu meter persegi, masyarakat bisa mendapatkan penghasilan maksimal Rp25 juta. Mau...?

Hingga saat ini Jefry Noer masih terus membuka peluang bagi masyarakat yang mau untuk menjalankan program tersebut, mau belajar dan bersedia tidur dijajarkan seperti sarden. "Kalau di tempat pelatihan terbiasa susah, maka rumah tempat mereka tinggal akan seperti surga," katanya.

Lahan percontohan untuk RTMPE itu berada di kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Kuang Jaya, Siak Hulu, Kampar. Di lokasi ini, kotoran sapi diubah menjadi biogas sebagai sumber energi, biourine yang merupakan pupuk berkualitas. Masyarakat juga diajarkan cara bertani dan beternak yang baik hanya di atas lahan seluas seribu meter persegi.

"Sudah ada ratusan yang menjadi alumni di P4S dan saat ini peserta difokuskan untuk mengembangkan Program RTMPE. Ini adalah program potensial untuk meningkatkan perekonomian secara merata sehingga Kampar kedepan terbebas dari masalah kemiskinan, pengangguran dna rumah kumuh," kata Jefry di berbagai kesempatan.

Kerja penting ketiga adalah meningkatkan sumber daya manusia. Itupun sudah dilakukan lewat program sekolah gratis hingga SMA dan program beasiswa bagi pelajar berprestasi dan kalangan kurang mampu. "Kedepan, dia harus mampu mengangkat derajat perekonomian keluarga".

https://www.goriau.com/assets/imgbank/11052015/cu3jpg-2120.jpgBukan sekedar slogan, kerja nyata juga ditunjukkan Jefry dibidang kesehatan masyarakat. Pada program ini, pihaknya telah mewujudkan Kampar sebagai daerah percontohan di Riau untuk Puskesmas yang buka dan melayani masyarakat selama 24 jam. Masyarakat di tiap desa tidak harus jauh-jauh berobat, kapanpun petugas medis dengan peralatan lengkap siap untuk membantu.

Kerja nyata terakhir adalah peningkatan infrastruktur. Jefry Noer telah melakukan berbagai upaya untuk membangun Kabupaten Kampar, mulai dari pelosok desa hingga pusat kota. Dia juga berhasil menyedot Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga ratusan miliar rupiah untuk membangun desa, serta puluhan miliar rupiah untuk membangun aset wisata.

Kerja nyata dilakukan Jefry, pria unik yang selalu marah ketika pejabat eselon di pemerintahan yang dia pimpin tak becus bekerja. Dan ini menjadi bukti, dia bekerja bukan sekedarnya, dia membangun bukan sekedar membangun. Kerja yang dilakukan juga bukan hanya sebatas slogan. (rls)