KAMPAR, GORIAU.COM - Perayaan Lebaran Enam atau H+6 Idul Fitri menjadi tradisi bagi sebagian besar masyarakat Kabupaten Kampar, Riau. Termasuk pada perayaan tahun ini yang jatuh pada Sabtu (25/7/2015).

Dalam Lebaran Enam tersebut, tersirat sebuah tradisi yang disebut 'Jalang-Menjalang' Ninik Mamak seperti yang dimeriahkan di Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Riau, Fahmizal Usman, Sabtu (25/7/2015), mengatakan, acara ini adalah budaya dan kearifan lokal masyarakat Desa Tanjung yg telah dilaksanakan secara turun-temurun.

"Ini sesuatu yang luar biasa, masih bertahan selama bertahun-tahun dan turun-temurun. Mereka memangku adat dan istiadat serta begitu menyambut baik Jalang-Menjalang Ninik Mamak ini," kata Fahmi.

Dikatakannya, melalui Disparekraf Riau, iven budaya ini akan dikuatkan lagi dan harus didukung untuk dibawa ke tingkat provinsi bahkan hingga nasional.

"Saya melihat antusias masyarakat, bukan hanya warga tempatan yang memeriahkan, tetapi warga dari desa dan kecamatan lain juga turut meramaikan," ujar Fahmi.

Menurutnya, tidak kurang dari 6 ribu masyarakat Riau dan luar Riau yang menyaksikan iven ini. Tentunya ini memiliki potensi yg sangat besar utk terus dikembangkan.

"Terutama dalama peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dan memberikan kontribusi bagi pengembangan ekonomi masyarakat," sambung Fahmi.

Perayaan Lebaran Enam dilakukan di hari yang sama seperti lebaran ketupat yang digelar di berbagai daerah namun dengan tradisi khas.

Ini adalah tradisi turun temurun dari zaman nenek moyang mereka. Lebaran Enam atau yang disebut juga "Lebaran Puasa Enam" dirayakan setelah warga melakukan puasa sunat selama enam hari sejak tanggal 2 Syawal, atau setelah Hari Raya Idul Fitri.***