PEKANBARU, GORIAU.COM - Mahasiswa Kampar mendesak Polda Riau sesegera mungkin untuk memeriksa Bupati Kampar, Jefry Noer dan istrinya Eva Yuliana serta Bripka Very. Mereka diduga telah melakukan penganiayaan terhadap Nurhasmi dan Jamal.

"Kami minta, Polda Riau segera periksa Jefry Noer, Eva Yuliana dan Bripka Very. Sebab, jelas-jelas mereka sudah mengeroyok warganya tempo hari," ujar salah seorang mahasiswa Kampar, Rido saat dijumpai GoRiau.com, Sabtu (7/6/2014) malam.

Menurut Rido, kasus penganiayaan yang dilakukan Jefry tidak bisa ditolerir sedikitpun. Sebab, tidak sekali dua kali Jefry berbuat demikian. "Jefry sudah beberapa kali nekat memukul warganya," katanya.

"Bupati macam apa ini, tak bisa jadi panutan masyarakat Kampar," ujar Rido.

Senada dengan Rido, Fadli juga meluahkan rasa kesal dan marah kepada Jefry. Ia menilai Jefry merupakan sosok yang lalim, bupati yang harus ditentang bersama-sama oleh masyarakat. "Jefry tak punya hati nurani dan saatnya masyarakat Kampar menyadari itu," katanya.

"Ketika Jefry sudah berkasus seperti ini, mari kita saksikan bersama-sama bagaimana hukum itu. Apakah mampu menyeret Jefry dan Eva atau malah sebaliknya, Nurhasmi dan Jamal yang jelas-jelas dirugikan dalam hal ini," katanya.

Jika kasus ini tidak selesai, mahasiswa Kampar berjanji akan melumpuhkan seluruh aktivitas di Kampar. Saat ini, kata Fadli, mahasiswa Kampar yang tersebar di seluruh Indonesia sedang berkoordinasi. Mereka punya rencana turun serentak untuk menggulingkan Jefry. "Harusnya, Jefry dinon-aktifkan sebagai Bupati selama kasus ini, begitu juga dengan Eva yang merupakan Wakil Ketua DPRD Kampar," katanya.

"Akhir dari tuntutan kami, kami ingin Jefry diproses secara hukum dan dia mundur sebagai Bupati. Sebab, dia tidak layak memimpin Kampar," tegasnya.(san)